JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sekretaris Kabinet Pramono Anung meminta peristiwa Tolikara, Papua tidak terulang kembali. Untuk itu, kata dia, diperlukan perubahan paradigma antaragama agar tidak terjadi kesalahpahaman antar umat agama.
"Maka peristiwa seperti Tolikara tidak boleh terulang di kemudian hari," kata Pram di Komplek Parlemen, Senayan, Jumat (14/8/2015).
Pramono mengakui, selama 10 bulan kinerja, para menteri banyak permasalahan yang harus segera diselesaikan. Untuk menunjang kinerja para menteri terutama diperlukan budgeting, dimana budgeting juga diperlukan untuk mengubah paradigma melalui pembangunan infrastruktur.
"Memang dalam 9-10 bulan pertama, budgeting kan masih disusun pemerintahan sebelumnya, sehingga untuk merubah paradigma itu tidak gampang. Maka dengan demikian, perubahan yang dilakukan saat ini betul-betul diutamakan merubah paradigma pembangunan didorong membangun yang bersifat produktif, pertama infrastruktur. Presiden juga mengatakan bahwa di dalam ujung persoalan perdamaian persatuan bangsa ini menjadi hal yang utama," ucapnya.
Menurut Pram tanah Papua harus damai, maka itu diperlukan adanya pembangunan khusus untuk daerah Papua.
"Ya, Presiden memang mendorong untuk Papua, lebih diberdayakan, karena kecintaan beliau kepada Papua. Mungkin ini presiden yang megunjungi Papua paling sering dan lama dibandingkan presiden-presiden sebelumnya," tandasnya. (mnx)