JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Polemik antara Menko Kemaritiman Rizal Ramli dan Wapres Jusuf Kalla sebentar lagi tuntas. Karena, wapres bakal memanggil Rizal ke kantornya. Yang terang, apa yang sudah dilontarkan Rizal Ramli, atau akrab disapa RR tentang rencana pembangunan mega proyek listrik 35 ribu Mega Watts (MW) merupakan bagian dari sikap kritisnya.
Pada berbagai kesempatan, RR merujuk pada surat Adhie M Massardi tentang JK, sapaan Jusuf Kalla. Berikut ini surat Adhie yang juga salah satu pelopor Gerakan Indonesia Bangkit (GIB) yang diberi judul "Kalau Saja Pak JK Negarawan"
KALAU SAJA PAK JK NEGARAWAN
Kalau saja Pak JK (Jusuf Kalla) hadir sebagai negarawan, yang tindak-tanduknya hanya demi kemaslahatan rakyat, negara, dan bangsa serta tidak memiliki konflik kepentingan, tak akan muncul kegaduhan politik di level kabinet seperti sekarang.
Pak JK itu kan wapres dan pejabat negara paling senior (sepuh) di republik ini. Sesuai dengan usianya, seharusnya dia lebih bijak dalam menyikapi saran dan gagasan perbaikan pemerintahan, dari mana pun datangnya, sehingga jadi teladan bagi anggota kabinet lain, tidak malah menanggapinya secara emosional.
Pak JK seharusnya memelopori perubahan mental masyarakat yang apabila mendengar “gagasan yang benar” bukannya segera dilaksanakan, tapi mempersoalkan “siapa dan bagaimana cara menyampaikannya”. Padahal gagasan kebenaran tetaplah gagasan kebenaran, meskipun disampaikan Menko Kemaritiman dengan cara yang dianggap tidak lazim.
Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt tidak akan bisa mengakhiri Perang Dunia II kalau tidak merespons gagasan Albert Einstein, ilmuwan urakan berambut awut-awutan, yang disampaikan hanya lewat surat. Namun, sejarah mencatat, surat itu gagasan bikin bom atom yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, sebagai penutup Perang Dunia II.
Bangsa Jepang yang feodalistik tidak akan semaju sekarang kalau tidak merespons gagasan Sakichi Toyoda, anak tukang kayu miskin, pendiri industri otomotif merek Toyota, pendorong Negeri Matahari Terbit menuju negara industri terkemuka di muka bumi.
Bahkan mungkin kita akan tetap hidup dalam kegelapan kalau tetap berkutat pada cara pandang “siapa dan bagaimana cara gagasan disampaikan”. Sebab, temuan lampu pijar dan kelistrikan dikembangkan Thomas Alva Edison, orang Amerika yang tuli.
Makanya, bangsa Indonesia harus segera mengubah mental itu. Menghormati “gagasan kebenaran” dan bukan mempersoalkan siapa dan bagaimana cara gagasan itu dilontarkan.
Pak Jusuf Kalla bisa jadi pelopor perubahan mental itu. (b)