JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Politik Universitas Jayabaya Igor Dirgantara menilai, bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke pemerintah disinyalir bakal menggusur kursi menteri dari partai pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau PAN mengisi kursi menteri Hanura itu istilahnya 'jeruk makan jeruk' apalagi PAN bergabung karena dijembatani oleh pak Wiranto (Ketum Hanura)," kata Igor saat dihubungi, Senin (14/9/2015).
Kendati demikian, Igor menilai hal itu bisa saja terjadi lantaran Hanura merupakan partai dalam kabinet yang perolehan suara legislatifnya paling kecil.
"Jika itu memang terjadi maka Menteri Perindustrian Saleh Husin yang berpeluang digeser dari pada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi," terang dia.
Yang jelas, kata Igor, bergabungnya Partai matahari terbit tersebut dengan pemerintah beraroma politik 'dagang sapi' yang amat kental, karena opsi untuk bergabung dengan pemerintah tidak diputuskan melalui mekanisme rakernas atau kongres partai.
"Pastinya tidak ada makan siang gratis. Keputusan bergabung tidak diambil melalui rakernas atau kongres partai, tetapi melalui jalur 'trio macan' elitnya yaitu Zulkifli Hasan, Soetrisno Bachir, Amien Rais, dan dilakukan di saat kondisi ekonomi Indonesia sedang melemah," ucapnya.
Dia mengatakan momentum dan manuver PAN bergabung dengan pemerintah bukan di saat kondisi normal, artinya PAN memiliki "bargaining" kuat, dan sangat dimungkinkan ada desain besar yang halus sejak awal terpilihnya Zulkifli Hasan, yang didukung oleh Sutrisno bachir dan Amien Rais, untuk berbalik haluan mendukung pemerintah dan meninggalkan KMP.
"Apalagi ada simbiosis mutualisme, pemerintah butuh PAN untuk memperkuat posisinya di parlemen, sementara PAN butuh posisi di pemerintahan karena pragmatisme dan kurangnya 'amunisi' pasca tersingkirnya Hatta Rajasa," jelas dia.(yn)