Ragam
Oleh Yunan Nasution pada hari Senin, 21 Sep 2015 - 15:10:03 WIB
Bagikan Berita ini :

Ajak Orang Shalat, DKM Masjid Ini Berikan Undangan Layaknya Surat Undangan Pernikahan

79Masjid Jogokaryan, Yogyakarta.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : masjidjogokaryam.com)

YOGYAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Nama masjid ini tidak terdengar Islami, tapi pengurus masjid mengklaim justru menamakan masjid dengan nama daerah lebih sesuai dengan sunnah Nabi. Masjid Jogokariyan namanya. Arsitekturnya sederhana, tidak se-‘wah’ masjid megah nan berlapis emas dengan arsitektur memukau. Pun tak sebesar masjid lain di perkotaan yang dihiasi ornamen-ornamen memikat.

Dikutip dari laman Kementerian Agama, Masjid Jogokariyan memang hanya masjid kampung yang sederhana dengan dua lantai, tapi soal manajemen dan kemakmuran rumah ibadah umat Islam, masjid yang berlokasi di jalan Jogokariyan 36, Yogyakarta ini boleh dijadikan sebagai tempat studi banding. Bayangkan, jamaah Subuh di masjid ini separuh dari Jamaah Jumat, ramai sekali.

Di saat banyak masjid yang sangat bergantung pada sumbangan warga di sekitarnya, Masjid Jogokariyan merupakan satu dari sedikit masjid yang tidak bergantung pada infak dan shadaqah masyarakat. Bahkan, dengan manajemen yang profesional, keberadaan Masjid Jogokariyan justru membantu kehidupan ekonomi warga sekitar. Masjid Jogokariyan mampu menjadikan ekonomi berbasis masjid sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Prinsipnya, “Jika pasar mengalahkan masjid, maka masjid akan mati. Jika masjid mengalahkan pasar, maka pasar akan hidup.”

Jogokaryan adalah salah satu kampung ang ada di Kota Yogyakarta. Letaknya ada di selatan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tepatnya ada di sebelah barat Jalan Parangtritis, arah ke pantai Parangtritis. Saat tak sedikit pengurus masjid yang mengumumkan saldo infak bernilai jutaan rupiah, Masjid Jogokariyan justru selalu berupaya agar pada tiap pengumuman, saldo infak hanya setara nol rupiah. Alasannya sederhana, saldo yang sangat besar akan menyakiti saat ada sebagian warga yang sakit, namun tak bisa ke rumah sakit karena tak punya biaya, atau ada warga tak berpunya yang tidak bisa bersekolah, dan sebagainya.

Gerakan Jamaah Mandiri

Awalnya, di tahun 2005 Masjid Jogokariyan mulai menginisiasi Gerakan Jamaah Mandiri. Jumlah biaya operasional masjid dihitung untuk satu tahun, kemudian dibagi 52 minggu. Angka ini kemudian dibagi lagi dengan kapasitas masjid, maka didapatilah biaya per-tempat shalat. Angka terakhir ini kemudian disampaikan kepada para jamaah.

Ternyata, kebutuhan operasional masjid akan tertutupi jika setiap jamaah mengeluarkan infak senilai Rp 1.500 setiap Jumat. DKM mengumumkan jika jamaah bersedekah Rp 1.500 itu artinya ibadah mereka tidak disubsidi oleh DKM. Tapi jika kurang dari Rp 1.500 itu sama artinya ibadah jamaah disubsidi oleh masjid. Gerakan Jamaah Mandiri ini berhasil menaikkan penerimaan infak masjid hingga 400%. Pelaporan akuntabilitas keuangan masjid yang transparan menjadikan jamaah tak sungkan berinfak lebih dari Rp 1500.

Penerimaan dana itu tidak lantas digunakan untuk pembangunan masjid, melainkan disalurkan melalui pengelolaan bisnis. Keuntungan bisnis tersebutlah yang pada akhirnya memberikan penghasilan bagi kemakmuran masjid dan masyarakat sekitar. Dari bisnis itulah kemudian dibuat berbagai program kemasyarakatan untuk masyarakat sekitar Jogokariyan. Misalnya program umroh untuk empat jamaah yang paling rajin shalat berjamaah di masjid tersebut.

Yang cukup menarik adalah, pengurus masjid membagikan surat undangan, dengan bentuk yang benar-benar persis seperti surat undangan pernikahan, berisi ajakan untuk mendirikan shalat Subuh di masjid kepada setiap warga muslim di wilayah Jogokariyan. Undangan Shubuh ini dilanjutkan dengan program-program lain seperti kuliah Subuh, hingga program sarapan gratis bagi jamaah yang shalat Subuh dan langsung melanjutkan aktivitas di masjid hingga tiba jam berangkat ke kantor

Sedangkan bagi anak-anak, DKM menyediakan uang jajan bagi anak-anak yang shalat Subuh berjamaah dan melanjutkan aktivitas di masjid sampai jam berangkat sekolah tiba. Program ini disambut antusias oleh masyarakat Jogokariyan, sehingga jumlah jamaah Subuh di masjid ini sangat ramai, mencapai setengah dari jamaah Shalat Jumat. Semua kegiatannya didokumentasikan dalam situs masjidjogokaryan,com. (yn/b6)

tag: #masjid jogokarian  #jogokarian  #yogyakarta  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Ragam Lainnya
Ragam

Film Buya Hamka Luar Biasa, Wajib Ditonton dan Perlu

Oleh Abdullah Al Faqir/Adang Suhardjo
pada hari Sabtu, 29 Apr 2023
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketika saya menerima undangan dari Chandra Tirta W saat itu saya sedang di Bandung, dan saya mempercepat kepulangam ke Jakarta dari rencana sebelumnya akan pulang hari ...
Ragam

Abdul Wachid Gelar Acara Bukber dan Santunan Bersama 1000 Anak-anak Yatim dan Piatu

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota DPR RI dari fraksi partai Gerindra, Abdul Wachid mengadakan acara buka bersama dan santunan bagi seribuan anak-anak Yatim dan Piatu di kediamannya. Rangkaian ...