JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardoyo dinilai sudah keterlaluan dalam mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kritik yang dilontarkannya Agus tak layak, mengingat posisinya sebagai Gubernur BI.
Diketahui, beberapa waktu lalu, Agus Martowardoyo menilai Presiden Jokowi agar jangan hanya mencari popularitas atas keinginannya untuk menurunkan harga BBM jenis premium. Menurutnya, harga BBM sudah dievaluasi per tiga bulan, sehingga tak boleh asal diturunkan pada saat hitung-hitungannya masih belum jelas.
Baginya, kalaupun BBM diturunkan, sebaiknya tak demi mencari popularitas presiden.
"Ini sudah di luar batas. Bahkan tidak pantas ada komentar seperti itu dari Gubernur BI. Berbicara seperti itu bukan porsi gubernur BI tapi porsi politisi. Politikusnya pun juga politikus oposisi," kata anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, M Misbakhun, Minggu (4/10/2015).
Dari komentarnya menunjukkan bahwa Agus Martowardoyo kehilangan sisi etis dan kehilangan subtansi kebijakan. Sebab kebijakan apapun soal kenaikan harga BBM dari presiden itu merupakan kewenangan penuh presiden yang secara politik adalah pemimpin negara.
"Presiden itu memperoleh mandat rakyat melalui pemilihan umum. Dan Presiden berwenang membuat kebijakan. Pada titik itu, Gubernur BI harus belajar etika dan tata krama bernegara," jelasnya.
Dia menyerukan agar Agus Marto mengingat prinsip bahwa Presiden harus dijaga martabatnya di depan publik, dan tidak boleh direndahkan oleh lembaga dan instansi lain, termasuk oleh Gubernur Bank Indonesia.
"Sementara Bank Indonesia selalu menolak intervensi dalam mengambil kebijakan dengan berlindung pada independensi Bank Indonesia," tegasnya. (iy)