JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mantan Sekjen Partai Golkar hasil Munas Ancol Zainuddin Amali setuju dengan nama musyawarah nasional (Munas) ke-10, dan menolak Munaslub dalam penyelesaian konflik partai berlambang beringin tersebut, yang akan dilakukan pada pertengahan tahun ini.
"Jadi artinya kalau ini Munas ke-10 berarti sudah ada Munas sebelumnya. Nah, kalau ini Munas ke 10, Munas yang sebelumnya yang sudah mendapatkan legalitas adalah Munas ke 9 yang di Jakarta. Kalau itu pakai dasar pikirannya itu. Karena kan Bali belum mendapat pengesahan gitu kan, Munas ke-8 disahkan yaitu Riau, kemudian Munas ke-9 disahkan ya walaupun akhirnya dicabut Munas ke-10 yang akan kita lakukan itu," kata Zainuddin di kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (2/2/2016).
Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebelumnya mengatakan, untuk penyelesaian konflik Golkar maka akan dilakukan Munas ke-10 bukan Munaslub. Namun Bamsoet tak mengakui bahwa Munas ke-9 tersebut adalah hasil Munas Ancol.
"Berarti Munas 8. Gimana gak konsisten dong. Berarti kalau pak Bambang (Soesatyo) mengatakan itu Munas ke-10, maka diantara Munas yang akan datang kan harus ada Munas yang ada," katanya.
"Saya tidak tau bagaimana urut-urutannya, tapi saya setuju dengan Pak Bambang kalau ini adalah Munas 10, berarti munas 9-nya adalah Munas Jakarta. Kan kita lihat dari urutan legalitasnya kan gitu," tambahnya.(yn)