Opini
Oleh Bani Saksono pada hari Minggu, 23 Nov 2014 - 09:30:57 WIB
Bagikan Berita ini :
Jika Tak Demokratis dan Direkayasa

Munas Golkar Berpotensi Lahirkan Partai Baru

81Golkar_bendera_98.jpg
bendera Partai Golkar (Sumber foto : dok/TeropongSenayan)
Teropong Juga:

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Menjelang Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar, gejolak internal di partai berlambang pohon beringin semakin memanas. Salah satu pemicunya adalah pencalonan kembali Aburizal Bakrie (ARB) sebagai calon ketua umum Pasalnya, ARB dinilai gagal memperjuangkan kemenangan Golkar baik di Pileg maupun Pilpres, apalagi membesarkan Golkar pada Pemilu 2019 mendatang.

Jika Munas Golkar berlangsung tidak demokratis, dikhawatirkan bakal memicu barisan sakit hati. Ketika aspirasinya tak tertampung, mereka akan keluar dari Partai Golkar. Alternatifnya, mereka akan bikin partai baru atau bergabung ke partai politik yang sudah ada. "Kalau tak bikin partai baru keenam, ya gabung ke partai pecahan Golkar," tutur seorang kader Partai Golkar Rusmin Effendi.

Saat Ketua Umum Golkar di tangan Akbar Tanjung, lahirlah bayi kembar, yaitu Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB). Pasca Munas yang memilih ketua umum Jusuf Kalla, lahir partai baru, yaitu Gerindra dan Hanura. Lalu, saat JK tumbang di Munas VII rezim ketua umum Abirizal Bakrie memicu lahirnya Partai Nasdem. "Pertanyaannya, apakah di Munas IX itu juga akan lahir partai baru lagi. Jika proses pemilihannya tak demokratis, hal itu bisa terjadi," tuturnya.

Selain ARB, saat ini sudah muncul tujuh calon ketua umum (caketum) yang siap bertanding di munas memperebutkan kursi Golkar-1. Mereka adalah HR Agung Laksono, Hajriyanto Y Tohari, Priyo Budi Santosa, Airlangga Hartarto, MS Hidayat, Zaenuddin Amali, dan Agus Gumiwang Kartasasmita. Belakangan, ketujuh caketum ingin mengerucut pada satu nama. Siapa dia, Agung belum mau buka kartu. Mantan Menko Kesra itu hanya mengatakan, saatnya nanti akan diumumkan. Yang terang, para caketum itu berharap, ke depan sebaiknya Partai Golkar dipimpin oleh kader muda. (b)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #Berebut kursi Golkar-1  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Runtuhnya Mitos Kependekaran Politik Jokowi

Oleh Oleh: Saiful Huda Ems (Advokat, Jurnalis dan Aktivis 1998)
pada hari Jumat, 22 Nov 2024
Ternyata lebih cepat dari yang banyak orang perkirakan, bahwa kependekaran semu politik Jokowi akan tamat  riwayatnya di akhir Tahun 2024 ini. Jokowi yang sebelumnya seperti Pendekar Politik ...
Opini

Selamat Datang di Negeri Para Bandit

Banyak kebijakan ekonomi dan sosial Jokowi selama menjabat Presiden sangat lalim, sangat jahat, sangat kejam, khususnya terhadap kelompok masyarakat berpendapat menengah bawah.  Kejahatan ...