JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Orang kuat Madura, Fuad Amin Dicokok KPK kemarin. Meski prihatin dan miris, anggota Fraksi Hanura asal Dapil Jatim XI (Madura), Farid Alfauzi menyatakan tidak kaget dengan penangkapan Fuad yang juga Ketua DPRD Bangkalan itu.
Farid nyaris kehabisan kata-kata mengetahui disitanya uang tunai Rp 700 juta pada kasus tersebut. "Tetapi keadilan harus ditegakkan. Siapa yang korupsi dan yang bermain-main melawan hukum harus diselesaikan," ucap Farid di Gedung DPRRI, Jakarta, Rabu (3/12/2014).
Politisi Hanura ini mengaku kenal dekat dengan sosok Fuad Amin. Menurutnya, mantan bupati Bangkalan yang saat ini menjabat sebagai ketua DPC Gerindra tersebut merupakan tokoh berpengaruh dengan sejumlah kelebihannya dalam pandangan warga Madura.
"Dia tokoh disana, dia memiliki pengaruh disana. Ya mungkin kekurangannya beliau menjadi amatan KPK," ujar anggota Farid yang kini menjadi anggota Komisi V ini.
Sementara itu, Sekretaris LSM Jangkar Pergerakan Demokratik Madura, Hajatullah Jaja menyatakan keprihatinan yang sama. Hanya saja, Jaja berharap penangkapan orang yang dianggap paling kuat di Madura tersebut dapat menjadi titik terang perkembangan alam demokrasi di kabupaten Bangkalan.
"Tentu masih jadi catatan bagaimana di era kepempinan Fuad Amin sebagai Bupati, tekanan terhadap aktivis demokrasi begitu kuat. Beberapa aktivis bahkan jadi korban pembacokan orang tidak dikenal yang sampai saat ini pelakunya tidak pernah ditangkap," ujar Jaja.
Sebagai aktivis, Jaja menilai Fuad tipologi pemimpin sikapnya tidak demokrasi. Fuad disebutnya sebagai sosok yang represif dan keras terhadap aktivis yang mengkritiknya. Lebih memprihatinkan tindakan Fuad Amin selamanya berkuasa juga sarat dengan kolusi.
"Fuad Amin juga membangun dinasti dalam pemerintahannya. Selain menjadikan anak sebagai Bupati banyak pula kerabatnya yang dimasukkan untuk mengisi jabatan jabatan tertentu di pemerintahan. Saya berharap kejadian ini bisa jadi momentum tumbuhnya iklim demokrasi yang lebih bagus di kabupaten Bangkalan," ujar Jaja.(ris)