Opini
Oleh Muchtar Efendi Harahap (Ketua NSEAS, Network For South East Asian Studies) pada hari Sabtu, 28 Mei 2016 - 12:22:54 WIB
Bagikan Berita ini :

Kegagalan-Kegagalan Ahok Gubernur DKI Jakarta

37aeecab07ff74bf8c852398b3b4dc8fe791c5039.jpg
Muchtar Efendi Harahap (Ketua NSEAS, Network For South East Asian Studies) (Sumber foto : Istimewa)

Pemerintahan DKI Jakarta dipimpin semula Gubernur Jokowi dan Wagub Ahok hasil Pilkada 2012. Pada 2014 dilaksanakan Pilpres, Jokowi sebagai Capres berhasil memenangkan pertarungan. Ahok tetap sebagai Wagub. Pada 2015, Ahok dikukuhkan sebagai Gubernur DKI, pengganti Jokowi.

Pada 2017 akan diselenggarakan Pilkada DKI Jakarta. Ahok menyatakan diri akan menjadi Cagub. Ahok “ambisius” dan punya motip kekuasaan berlebihan. Ingin mempertahankan kekuasaan sekalipun berbagai komponen rakyat DKI menentang dan menolaknya. Hampir setiap minggu aksi demo rakyat anti Ahok muncul di DKI.

Memiliki motif kekuasaan berlebihan adalah hak Ahok. Namun, sebagian rakyat menilai Ahok telah gagal urus pemerintahan dan rakyat DKI. Ahok tidak mampu sebagai Gubernur. Prestasi sangat rendah, kinerja sangat buruk dan rapor merah, dari kegagalan ke kegagalan. Jika Ahok lanjut jadi Gubernur, kondisi sosial ekonomi rakyat DKI dan pembangunan pasti semakin merosot.

Standar penilaian kegagalan Ahok, dapat digunakan (1) Janji-Janji Kampanye Pasangan Jokowi dan Ahok dalam Pilkada 2012; dan, (2). Perda No. 2/2012 tentang RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017.

Apa indikator kegagalan Ahok?
1.Rakyat DKI nganggur kian banyak.
2.Rakyat DKI miskin kian banyak.
3.Kesenjangan golongan kaya dan miskin melebar.
4.Pertumbuhan ekonomi DKI terus menurun.
5.DKI gagal meraih penghargaan “Adipura”.
6.Lalu lintas kota DKI paling “macet” se dunia.
7.Jumlah titik “banjir” belum berkurang signifikan.
8.Realisasi Anggaran Belanja rendah.
9.Pembangunan Infrastruktur Terhenti.
10.Kualitas Manajemen dan Perlindungan Asset Pemprov DKI rendah.

Kesimpulannya, Ahok telah gagal urus pemerintahan dan rakyat DKI. Tidak layak untuk terus sebagai Gubernur. Jika masih dipertahankan, kondisi sosial ekonomi rakyat dan pemerintahan DKI akan terus merosot dari hari ke hari.

Pendukung “buta” Ahok acap kali klaim, Ahok telah berhasil !. Tapi tiada data, fakta dan angka. Hanya klaim fiksi dan buta terhadap “realitas obyektif” DKI Jakarta. Klaim berhasil hanya di media massa tertentu pendukung “buta” Ahok. Guna “pencitraan” dan menutup-nutupi kegagalan-kegagalan Ahok. Bagaikan pepatah, “Tong Kosong Nyaring Bunyinya”.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Badai Kecil Golkar dan Bahlil yang Jumawa

Oleh Ariady Achmad (Politisi Senior Partai Golkar, Mantan Anggota DPR RI dan Sahabat Dekat Gus Dur
pada hari Kamis, 14 Nov 2024
Golkar adalah partai politik yang memiliki jejak panjang dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Jatuh bangun, pahit getir telah dilalui sehingga menjadi salah satu partai politik yang matang dan ...
Opini

Prabowo dan Dilema yang Tidak Mudah Diselesaikan

Prabowo Subianto berada di persimpangan jalan yang kompleks dalam hubungannya dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming. Kedua figur ini, terutama Gibran yang dikenal dengan julukan Fufufafa, ...