JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Direktur Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara menyatakan bahwa pemerintah harus serius memberantas keberadaan mafia minyak dan gas (Migas).
"Pemerintah harus berani basmi mafia, jika tidak berani sebaiknya pemerintah dibubarkan saja," ujar Marwan saat dihubungi TeropongSenayan, Rabu (31/12/2014).
Terkait harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Ron 88 atau premium, ia meminta pemerintah tetap memberikan kontrol dan tidak diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.
Marwan mengusulkan, pemerintah bisa menetapkan harga BBM secara periodik dengan melihat kemampuan uang negara untuk mensubsidi. "Subsidi masih diperlukan, (caranya) pemerintah melihat harga BBM di pasar lalu setiap sebulan sekali diputuskan penentuan subsidi sehingga harga pasar dengan kemampuan uang negara di campur," terangnya.
Sebaliknya, Marwan juga tidak sependapat jika harga premium diatur sepenuhnya oleh pemerintah karena akan menjadi alat politik ketika kampanye. "Sebelum kampanye diturunkan harga BBM untuk menarik simpatik, lalu sesudah kampanye kembali dinaikkan lagi, itu kan tidak benar," ungkapnya.
Diketahui, dengan terus melorotnya harga minyak dunia, pemerintah akhirnya menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium menjadi Rp 7.600 dari Rp 8.500 per 1 Januari 2015. Dengan harga ini, pemerintah sudah mencabut subsidi untuk premium. Adapun BBM yang masih mendapatkan subsidi adalah jenis solar. Sementara, harga minyak tanah saat ini sebesar Rp 2.500 per liter, sementara harga minyak solar Rp 6.500 per liter.(yn)