JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pemerintah dinilai tidak memiliki program dan konsep yang jelas mengelola ekonomi. Terbukti seenaknya menaik-turunkan harga BBM. Akibatnya, rakyat menjadi korban karena harga kebutuhan pokok terlanjur semakin mahal.
"Pemerintah itu harus mengayomi rakyat. Kalau tidak dapat mengontrol harga-harga itu berarti fungsi pemerintah tidak jalan alias melakukan pembiaran. Jadi penurunan harga BBM ini harus diikuti upaya menurunkan harga bahan pokok," ujar Heri Gunawan.
Berbincang dengan TeropongSenayan di Jakarta, Rabu (31/12/2015), Wakil Ketua Komisi VI ini mengungkapkan akibat kenaikan harga BBM yang dilakukan Presiden Jokowi pada 17 November 2014, langsung diikutu kenaikan biaya transportasi dan harga kebutuhah pokok.
Politisi Partai Gerindra ini minta pemerintah melakukan operasi pasar. "Untuk memastikan harga pokok ikut turun, pemerintah harus melakukan operasi pasar," ujar Heri. Melibatkan institusi pemerintah operasi pasar diharapkan bisa menurunkan harga kebutuhan pokok.
Sejak terjadinya kenaikan harga BBM bulan lalu, sejumlah harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan yang cukup menyolok. Di sejumlah daerah, harga beras naik sekitar Rp 700 hingga Rp 1000 per kilogram sehingga rata-rata menjadi Rp 10.625 per kilogram.
Ikan budidaya air tawar naik sekitar Rp 5000 hingga Rp 7000 per kilogram sehingga rata-rata harganya menjadi Rp 32.000 per kilogram. Harga cabe juga sempat melambung mencapai Rp 90.000 per kilogram. Namun kini sudah berangsur turun harganya.(ris)