JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Langkah Presiden Joko Widodo memilih Konjen Pol. Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri serta meminta DPR menyetujuinya, menuai kontroversi. Dimata pengamat politik M Nasih itu bukti Jokowi tidak pro pemberantasan korupsi.
"Budi Gunawan termasuk salah satu jenderal polisi yang diduga punya rekening gendut. Masak Jokowi bersepekulasi seperti itu," ujar M Nasih yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah kepada TeropongSenayan, Minggu (11/10/2015) di Jakarta.
Nasih menambahkan, Jokowi mestinya memilih calon Kapolri benar-benar bersih sehingga tidak menambah bebab pemerintahannya. "Jika nanti akhirnya Budi Gunawan terpilih jadi Kapolri, tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari pemerintahan Jokowi," lanjut Nasih.
Menurut Nasih, jika Jokowi menginginkan figur yang bersih dan berintegritas sebagai calon Kapolri, pasti tidak akan kekurangan stok. Nasih mengingatkan integritas seharusnya jadi pertimbangan. "Jangan hanya atas pertimbangan kedekatan," ujar M Nasih.
Sebagaimana diketahui, Komjen Pol. Budi Gunawan dikenal dengan dengan kalangan PDIP. Budi juga pernah menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri. Presiden Jokowi mengakui pilihan terhadap Budi Gunawan karena faktor kedekatan.(ris)