JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pakar media sosial Nukman Luthfie mengimbau masyarakat agar tidak gampang terprovokasi pesan maupun berita yang disampaikan melalui media sosial, terlebih yang mengajak pada perbuatan melanggar hukum.
Nukman dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (26/11/2016), mengatakan perang opini di dunia maya terkait kasus dugaan penistaan agama oleh calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memang sangat keras.
"Hal inilah yang dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu untuk terus memanaskan suasana. Tujuannya mengadu domba bangsa Indonesia dengan isu-isu agama yang memang sangat sensitif," kata dia.
Dikatakannya, internet (dunia maya) menjadi instrumen penting dalam melakukan propaganda di era komunikasi digital sekarang ini. Terjadinya demo besar 4 November lalu dan rencana demo susulan pada 2 Desember juga disebarkan melalui dunia maya secara masif.
Kondisi itulah, kata Nukman, yang sangat mungkin akan disusupi oleh kelompok-kelompok tertentu yang tidak bertanggung jawab.
"Kalau sampai kelompok radikal yang memainkan peran, itu bisa berbahaya. Masyarakat yang tidak mengerti asal-usul ajakan dan akar permasalahan bisa terpengaruh. Untuk itu masyarakat yang harus cerdas dan jangan mudah terpengaruh atau terprovokasi ajakan kekerasan dan melawan hukum negara," katanya.
Untuk itu, ia mengajak seluruh komponen bangsa penggiat media dan media sosial bersikap bijaksana dan menggunakan kepala dingin dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi melalui dunia maya.
Ia mengajak para penggiat dunia maya untuk menyebarkan tulisan, gambar, video, dan meme yang mengajak masyarakat untuk menyebarkan kedamaian di dunia maya, khususnya media sosial.
Nukman memuji langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang merekrut anak-anak muda menjadi duta damai dunia maya. Menurutnya, ini adalah terobosan yang sangat bagus untuk memenuhi dunia maya dengan konten-konten perdamaian.
"Langkah ini sangat tepat. Anak muda Indonesia harus digugah dan diberi pemahaman, serta keahlian dalam melawan radikalisme dan terorisme di dunia maya karena propanda kelompok ini sangat luar biasa," katanya.
BNPT baru saja menyelesaikan pelatihan tingkat lanjut Duta Damai Dunia Maya 2016. Sebanyak 60 anak muda Indonesia yang terdiri dari blogger, IT, dan Desain Komunikasi Visual (DKV) digembleng untuk menyebarkan kedamaian di dunia maya dengan keahlian masing-masing. (icl/Antara)