JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono mengaku prihatin dengan penangkapan pakasa terhadap tokoh-tokoh nasional yang dituduh makar.
Mereka ditangkap sekitar pukul 04.30 WIB subuh, lantaran dianggap hendak menggulingkan Pemerintahan Jokowi-JK menjelang Aksi Damai Bela Islam III Penjarakan Ahok 2 Desember 2016.
"Ini adalah sebuah hal yang tak masuk akal karena mereka tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk menjatuhkan Jokowi-JK. Belum ada bukti yang jelas tentang potensi makar seperti adanya jaringan massa yang bergerak dengan di-back up persenjataan dan logistik," ujar Arief kepada wartawan, Jumat (2/12/2016) malam .
Dia menerangkan, bahwa penangkapan para tokoh tersebut telah mengkhianati citra Trisakti dan Nawacita dalam membangun sebuah negara demokrasi, serta melupakan semangat reformasi 1998 yang dibayar dengan darah dan nyawa.
"Perlu dicatat, Jokowi adalah produk dari demokrasi yang selama ini kita perjuangkan. Karena itu, saya mendesak Presiden Jokowi segera mengintervensi dan memberikan diskresi untuk tokoh-tokoh yang dituduh makar," tegas Arief.
Dalam sebuah negara demokrasi, lanjut dia, perbedaan dalam suatu visi dan misi untuk membangun sebuah negara atau beda cara serta metode berpolitik adalah sebuah hal yang lumrah yang harus dihormati.
Namun, dalam berdemokrasi setiap warganegara harus menghormati hukum dan Undang-undang yang berlaku sebagai sebuah penghormatan terhadap demokrasi.
"Saya siap ditahan menggantikan teman-teman tokoh nasional demi tegaknya demokrasi di Indonesia. Jangan sampai masyarakat internasional memberikan citra yang buruk ke Presiden Jokowi dalam hal pembangunan demokrasi, yang akan berimbas pada perekonomian bangsa" tandas Arief. (icl)