JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Direktur eksekutif Voxpol Centre Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, umat Islam Indonesia pada akhir-akhir ini tengah berada pada posisi "perang non-fisik"(perang pemikiran).
Demikian disampaikan Pangi saat menanggapi pernyataan presiden Jokowi bahwa agama dan politik tidak perlu dicampur adukkan.
"Perang pemikiran ini berdampak luas terhadap ajaran, kepercayaan, dan keberagamaan umat," tandas Pangi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (28/03/2017).
Menurutnya, aliran pemikiran tersebut telah menyimpang dari sendi-sendi ajaran Islam dan merusak keyakinan serta pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama Islam.
"Sekularisme mengajarkan tentang pemisahan antara kepentingan agama dan negara. Kepentingan negara tidak terlepas dari kepentingan politik," sindir dia.
Jadi, tandas dia, oernyataan Jokowi yang mengatakan tolong dipisahkan antara kepentingan agama dan politik merupakan pernyataan yang menyinggung para pemeluk agama yang terlibat dalam politik, baik itu agama Islam maupun pemeluk non muslim.
"Jika memang demikian ya sudah bubarkan saja partai Islam atau partai kristen," tegasnya.
Menurutnya, Pernyataan ini tentunya disinyalir datang ketika ada kepentingan tertentu yang berbenturan dengan kebijakan pemerintah yang saat ini diemban presiden Jokowi yang tentunya ditunggangi oleh kepentingan partai pendukung pemerintah.
Selain itu, kata dia, Gejolak para ulama yang ikut prihatin dengan kondisi negara pada saat ini, dinilai sebagai penyebab pernyataan Jokowi.
"Adanya ketakutan pemerintah terhadap pergerakan para ulama yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah," ujar dia.
Seperti, kata dia, tuntutan penuntasan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok yang memicu aksi dari beberapa ulama.
"Ini tentunya menjadi prihatin ketika Jokowi mengeluarkan pernyataan pemisahan agama dan politik. Di dalam pancasila terdapat sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa yang menunjukkan adanya penyatuan agama dan negara, otomatis tidak boleh dipisahkan antara politik dan agama," pungkasnya. (icl)