JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Langkah Presiden Jokowi menggandeng Proton untuk mengembangkan mobil nasional Indonesia dinilai salah sasaran. Pasalnya, menurut Hafizs Tohir, Ketua Komisi VI DPR, teknologi yang dikembangkan proton sudah usang.
"Kenapa Proton, bukan yang (teknologinya-red) lebih bagus? Saya menilai langkah itu tidak efektif karena salah sasaran," ujar Hafizs Tohir kepada Teropong Senayan, Sabtu (7/2/2015) di Jakarta.
Hafizs mengungkapkan yang dikembangkan Proton adalah teknologi milik Mitsubishi tahun 1980-an saat perusahaan itu memulai mengembangkan mobil nasional Malaysia. Artinya, teknologi Proton tidaklah modern.
"Kenapa Indonesia tidak berani ambil teknologi yang lebih tinggi? Misalnya, langsung ke Jepang atau Jerman, sekalian sebagai cikal bakal pengembangan mobil nasional di Indonesia," papar Hafizs.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengingatkan apapun bentuk pengembangan mobil nasional pasti akan menggunakan dana negara. Oleh sebab itu dia mengingatkan Presiden Jokowi tidak gegabah meluncurkan program mobnas ini.
Pada kesempatan tersebut Hafizs juga mengungkapkan bahwa mobil Esemka yang pernah dibanggakan Jokowi sebaiknya dilupakan saja. Pasalnya, mobil Esemka bukan mobil nasional beneran. Karena hanya merangkai komponen dari pasaran.
"Mobil Esemka marilah kita lupakan saja. Karena itu bukan karya anak bangsa. Esemka itu hanya rakitan beberapa unsur bagian otomotif yang dirakit oleh anak-anak SMK. Jadi bukan karya anak bangsa yang bisa dibanggakan tapi assembly (rakitan-red) saja," ujar Hafizs.(ris)