Opini
Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior) pada hari Senin, 10 Jul 2017 - 10:09:01 WIB
Bagikan Berita ini :

Membaca Pembacokan Hermansyah: Kebetulan atau Terecana?

40IMG_20170201_194417.jpg
Asyari Usman (Sumber foto : Istimewa )

Ketua GNPF MUI, Ustad Bachtiar Nasir (UBN), mengatakan dia hanya bisa menduga bahwa pengeroyokan Hermansyah (pakar IT) merupakan peristiwa yang berawal dari senggol-senggolan mobil. Belum bisa memastikan apakah ada hubungannya dengan pernyataan korban bahwa chat mesum Habib Riziq Shihab (HRS) dengan Firza Hussein (FH) adalah percakapan palsu.

Tentu tidak ada salahnya kalau peristiwa ini disebut terjadi secara kebetulan sebagai dugaan awal. Tetapi, teman dekat Hermansyah, Ichsanuddin Noorsy (IN), berpendapat (setelah berbincang dengan keluarga korban) bahwa penyerangan di jalan tol itu berlangsung dengan rencana.

Baik dugaan awal maupun keyakinan IN tentang adanya rencana, sangat menarik untuk memulai penelusuran logika insiden itu. Untuk mencari jawaban apakah pengeroyokan terjadi secara kebetulan atau terencana.

Mari kita “ikut duduk” di dalam mobil Hermansyah (HS) mengikuti kronologi yang dijelaskan oleh Kapolresta Depok, Kombes Herry Heryawan.

Sekitar jam 03.30, Minggu, 9 Juli 2017, Hermansyah keluar rumah dengan mobil Avanza. Adik Hermansyah berada di depan dengan mobil sendiri. Sekitar pukul 04.00 masuk tol Jagorawi menuju Depok.

Tiba-tiba mobil adik HS dipepet oleh sebuah sedan. HS ingin menolong adiknya. Dia mengejar mobil yang memepet mobil adiknya itu. Tetapi, dari arah belakang ada mobil (Honda Jazz) yang memepet mobil HS. Pengendara mobil Jazz ini menyuruh HS berhenti dan keluar dari mobil. HS dikeroyok dan salah seorang pelaku menyerang dengan sajam (senjata tajam). HS mengalami luka berat.

Apakah insiden ini terjadi secara kebetulan? Mungkin saja. Tetapi, dengan melihat fakta HS sebagai saksi ahli yang mengatakan chat mesum HRS adalah palsu, dan tentunya ada pihak yang tak berkenan dengan kesaksian itu, maka “ke-kebetulan” (keaksidentalan) peristiwa ini menjadi 1:100,000.

Banyak pertanyaan yang perlu dijawab. Kok bisa adik HS “kebetulan” terlibat kejar-kejaran dengan sebuah mobil sedan, kemudian adik HS dibiarkan lolos? Kok bisa “kebetulan” ada mobil Jazz yang berposisi di belakang HS dan “kebetulan” pula salah seorang penumpang Jazz atau penumpang sedan yang satu lagi sedang membawa senjata tajam?

Kok bisa mobil yang di belakang HS “kebetulan” terpisah dari mobil pelaku yang memepet mobil adik HS? Sehingga, “kebetulan” saja mobil HS terapit oleh kedua mobil pelaku penyerangan?

Kok kedua mobil pelaku tidak mengejar adik HS padahal awal peristiwa ini adalah pemepetan mobil adik HS? Kenapa kemudian HS yang dijadikan sasaran utama?

Kok para penumpang yang memepet HS itu langsung menyerang HS, tidak bertengkar lebih dulu kemudian meminta ganti rugi kalau ada kerusakan pada mobil mereka? Kalau HS tidak mau bayar ganti rugi, barulah “logis” melakukan tindak kekerasan.

Kalau misalnya para pelaku merasa HS harus bayar ganti rugi, kenapa mereka tidak langsung saja mencari dompet HS?

Kalau kemudian merasa tidak cukup uang di dompet HS, bukankah ada cara lain untuk membalas kerusakan mobil pelaku? Misalnya, pelaku bisa memecahkan kaca mobil HS atau memukul badan mobil beliau supaya tercapai skor sama-sama rusak.

Dalam banyak kasus “road rage” (marah di jalan), yang umumnya terjadi adalah pertengkaran tentang siapa yang salah. Kalaupun berujung dengan kekerasan, biasanya terjadi perkelahian tangan kosong. “Bolehlah” HS dihajar sampai bengkak-bengkak, tidak sampai mengancam nyawanya.

Dari penjelasan keluarga HS, para pelaku tidak mempersoalkan siapa yang salah dalam pristiwa pepetan itu. Mereka langsung menyerang dengan senjata tajam, dan ada kesan HS ditargetkan “finished”.

Jadi, berdasarkan suasana utuh insiden “road rage” yang membuat HS berada dalam kondisi kritis itu, sangatlah janggal untuk disebut bahwa peristiwa ini terjadi secara “kebetulan”. Tetapi, apakah ada “sambungan” antara pengeroyokan itu dengan kesimpulan HS bahwa chat mesum HRS adalah hoax?

Kita tunggu hasil investigasi kepolisian sambil berdoa semoga Allah SWT memberikan kesembuhan kepada Pak Hermansyah.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Runtuhnya Mitos Kependekaran Politik Jokowi

Oleh Oleh: Saiful Huda Ems (Advokat, Jurnalis dan Aktivis 1998)
pada hari Jumat, 22 Nov 2024
Ternyata lebih cepat dari yang banyak orang perkirakan, bahwa kependekaran semu politik Jokowi akan tamat  riwayatnya di akhir Tahun 2024 ini. Jokowi yang sebelumnya seperti Pendekar Politik ...
Opini

Selamat Datang di Negeri Para Bandit

Banyak kebijakan ekonomi dan sosial Jokowi selama menjabat Presiden sangat lalim, sangat jahat, sangat kejam, khususnya terhadap kelompok masyarakat berpendapat menengah bawah.  Kejahatan ...