JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Kepala Staf Presiden Teten Masduki menilai Presiden Joko Widodo tidak perlu menanggapi tudingan Jonru Ginting di media sosial.
"Masa Presiden ngurusin Jonru? Masa Presiden nanggepin Jonru?" ujar Teten di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Jonru pernah mengunggah mempertanyakan asal-usul Jokowi yang dalam acara talkshow di televisi, ia mengakuinya. Teten pun meyakini bahwa masyarakat Indonesia sudah pintar dalam menilai suatu informasi yang beredar di media sosial. "Lagi pula ya, siapa juga yang percaya dengan tudingan tanpa dasar semacam itu," kata Teten.
Jonru mengaku pernah menunggah soal kasal-usul Presiden Jokowi yang diragukan. Pengakuan Jonru menyusul pertanyaan politikus Partai Hanura Akbar Faisal, yang meminta klarifikasi dari apa yang ia temukan di media sosial pada Pilpres 2014 lalu, pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne bertema 'Halal Haram Saracen' yang ditayangkan pada Selasa (29/8/2017) malam.
"Jokowi merupakan Presiden yang belum jelas siapa orangtuanya. Sungguh aneh, untuk jabatan sepenting presiden, begitu banyak orang yang percaya kepada orang yang asal muasalnya serba belum jelas," ujar Akbar saat membacakan posting-an Jonru.
Setelah membacakan posting-an tersebut, Akbar pun mulai bertanya. "Saya mau bertanya. Apakah betul Anda pernah memosting ini?" ujar politikus asal Sulawesi Selatan tersebut. Lalu pertanyaan itu dijawab oleh Jonru. "Iya benar, Pak," ujar Jonru yang kerap mengeritik pemerintahan saat ini.
Akbar menilai jawaban Jonru merupakan pengakuan dan memberikan kode kepada Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul yang hadir dalam diskusi itu. "Monggo silakan pak polisi (ditangkap), ini adalah pengakuan," ucap Akbar meminta polisi menindak Jonru, karena diduga menyampaikan ujaran kebencian.
Namun, Jonru membantah menyampaikan ujaran kebencian (hate speech). "Saya mengakui menulis itu, tapi saya tidak menghina," elak Jonru.
Dia tetap bersikukuh postingannya yang mengatakan asal muasal orangtua Jokowi tidak jelas bukanlah sebagai bentuk penghinaan. Akbar kemudian kembali meminta polisi untuk memproses hukum Jonru. "Saya minta kepada pak polisi, disaksikan seluruh orang Indonesia, tolong diproses manusia ini," tegas Akbar sambil menunjuk Jonru. "Saya tidak takut. Silakan diproses," kata Jonru lantang sambil mengacungkan tangan kirinya ke atas. Hingga acara ILC selesai, tak ada penindakan polisi kepada Jonru sebagaimana diminta Akbar. (aim)