JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Pemerintah bisa menjadikan impor sapi asal Australia sebagai alat bargaining politik terkait permintaan Negeri Kangguru yang keukeuh meminta Pemerintah Indonesia membatalkan eksekusi mati dua 'Bali Nine'.
"Sebenarnya bisa dimainkan impor sapi ini, jadi penekan. Tinggal bagaimana pemerintah ini, mau atau tidak," kata mantan Menteri Pertanian Suswono kepada TeropongSenayan di Jakarta, Minggu (8/3/2015).
Suswono menambahkan, ketergantungan Australia pada Indonesia sangat besar. Justru ini waktu yang tepat bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuktikan janji swasembada pangan.
"Indonesia tidak akan rugi jika menghentikan impor sapi dari Australia, karena masih ada sumber daging yang lain," terangnya.
Namun demikian, kata dia, pemerintah harus mendorong swasembada daging secepat mungkin. "Untuk swasembada daging, maka pengusaha sapi perlu diberi fasilitas, misalnya bibit sapi," ungkapnya lagi.
Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott mendesak pemerintah Indonesia untuk membatalkan eksekusi mati kedua warganya, Myuran Sukumaran (33) dan Andrew Chan (31). Kedua terpidana mati itu termasuk di antara mereka yang dijuluki Bali Nine, yang ditangkap di Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali pada tahun 2005 karena mencoba menyelundupkan 8 kilogram heroin.
Bahkan, Pemerintah Australia menawarkan barter antara tiga terpidana seumur hidup asal Indonesia dengan dua Bali Nine tersebut.(yn)