JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut daya beli masyarakat turun hanya dimainkan orang berkepentingan politik mendapat sanggahan dari Gerindra. Waketum Gerindra Fadli Zon menyebut Jokowi keliru.

"Saya kira keliru ya apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi itu keliru sekali," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Apa yang disampaikan oleh Jokowi, kata Fadli berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat, hal ini, kata ia, sangat berkunjung ke dapilnya masyarakat mengeluhkan daya beli masyarakat yang rendah.

"Bahwa kalau kita melihat dalam rangka reses dan serap aspirasi, saya termasuk melihat daya beli masyarakat memang melemah. Ketika ditanya kepada masyarakat tentang keadaan ekonomi mereka, ya pada umumnya mereka merasa kesulitan hidup itu semakin besar," ucapnya.

Hal ini bisa dilihat bahwa masi banyaknya masyarakat kesulitan dalam mencari kerjaan. Belum lagi adanya kenaikan listrik, gas dan kenaikan harga-harga lainnya yang membuat daya beli masyarakat melemah.

"Ini bukan isu politik, ini isu ekonomi akibat kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat gitu loh. Dan kebijakan-kebijakan itu dibuat oleh Pemerintah," kata Fadli.

Jadi, kata ia, jangan pemerintah seperti lempar batu sembunyi tangan. Ini jelas akibat kebijakan Pemerintah yang tidak pro rakyat. Sehingga daya beli masyarakat itu menurun.

Sementara, lanjut ia, dana atau biaya yang ada dikonsentrasikan untuk kegiatan infrastuktur yangbelum tentu infrastruktur itu mempunyai dampak terhadap ekonomi, termasuk penyerapan tenaga kerja.

"Ini infrastruktur buat siapa? meskipun apa yang dibangun infrastruktur itu bagus-bagus saja kalau uangnya banyak. Tapi kalau uangnya dari utang kemudian mengumpulkan dana dari masyarakat untuk infrastuktur dan memaksakan diri, sementara daya beli masyarakat lemah saya kira tentu akan mengganggu ekonomi," tandasnya. (icl)