MATARAM (TEROPONGSENAYAN)--Alumni Universitas Al Azhar Kairo cabang Indonesia menggelar konferensi internasional dan multaqa IV di Nusa Tenggara Barat (NTB). Acara tersebut secara resmi dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Dalam acara yang berlangsung 17-20 Oktober 2017 itu, Lukman mengapresiasi peran alumni Al-Azhar di Indonesia.
"Bangsa Indonesia merasa sangat bersyukur karena banyak sekali alumni Al-Azhar yang telah berkiprah dihampir semua aspek kehidupan. Salah satunya adalah Gubernur NTB Dr TGH M Zainul Majdi. Bahkan Presiden RI Gus Dur juga alumni Al-Azhar," kata Lukman di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Kamis (19/10/2017).
Dihadapan para ulama dari 22 negara yang merupakan Alumni Al-Azhar Mesir dan para santri yang hadir, Menag Lukman menyebut kiprah lembaga pendidikan Islam yang telah berusia lebih dari 1.000 tahun tersebut, senantiasa menebarkan Islam Wasathiyah, sehingga kemudian dunia mengenangnya sebagai benteng moderasi Islam.
Bagi Lukman, Al-Azhar memiliki daya tariknya tersendiri, selain karena keikhlasan para ulama-ulamanya dan para guru-gurunya yang mendatangkan keberkahan bagi seluruh pelajar.
Daya tarik Universitas Al-Azhar adalah karena tradisi keilmuannya yang begitu kuat yang bercirikan Islam moderat. Ciri ini berasal dari awal Al-Azhar dari sebuah Masjid yang kemudian berkembang menjadi universitas yang senantiasa mengusung nilai-nilai tauhid yang penuh dengan spiritualitas Islam yang dipadukan dengan keilmuan.
Ciri utama Al-Azhar bukan hanya menghimpun para pelajar dari seluruh penjuru dunia untuk mendalami keilmuan Islam di Al-Azhar Mesir, tetapi juga tradisi keilmuannya yang menghimpun berbagai mazhab, berbagai aliran pemikiran dan berbagai aliran faham keagamaan yang merupakan kekayaan Islam yang mampu dijaga dan dirawat Al-Azhar.
Kelebihan lainnya, kata dia, adalah memadukan hal-hal yang sifatnya tekstual dengan nalar dan kontekstual. Wahyu Alquran dan Hadist dijaga sedemikian rupa tapi juga kemudian akal diposisikan pada tempatnya secara proporsional.
Di sisi lain penggunaan akalpun dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak tercerabut dari teks-teks yang bersumber dari Alquran dan Hadist.
Pada kesempatan itu, menteri agama juga memuji alumni-alumni Al Azhar yang sebagian besar menghimpun dan mempersatukan umat Islam serta senantiasa memelihara keragaman pandangan keagamaan dalam internal umat Islam itu sendiri. Bahkan juga keberagaman pandangan keagamaan di luar Islam.
Inilah yang dalam kontek global sekarang ini semakin memiliki tingkat urgensi dan relevansi yang tinggi. Keberadaan Al-Azhar semakin relevan karena alumni-alumninya semakin dibutuhkan agar peradaban dunia ini tidak semakin menurun kualitasnya.
"Karena kompetisi hidup yang semakin keras, tajam dan besar yang seringkali sebagian kita justru menggunakan agama untuk saling menegasikan antara satu dengan yang lainnya," tegasnya.
Karena itu, Lukman memberikan apreasi atas tema moderasi Islam ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk disyukuri. Karena menurutnya disinilah letak kekuatan sesungguhnya Al-Azhar yang semakin dibutuhkan oleh tidak hanya umat Islam tapi seluruh warga dunia di era globalisasi.(yn)