JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku sangat dekat dengan Agung Laksono (AL). Namun dia melawan dan tidak terima dinilai AL berkata kasar yang tak pantas diucapkan anggota DPR.
"Wajar saja kalau Pak AL menyampaikan hal itu. Walaupun saya sangat dekat dengan beliau namun tengah berseberangan karena perbedaan keyakinan. Sehingga beliau terbawa emosi dan tidak teliti terhadap apa saya ucapkan," ujar Bamsoet.
Menyampaikan keterangan di Jakarta, Rabu (18/3/2015) Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini mengungkapkan seniornya itu tidak memahami konteks yang diucapkan. Semua itu terjadi karena posisinya yang tengah berseberangan.
Bamsoet menguraikan ucapannya yang membuat AL berang. Soal 'begal politik'. Menurutnya itu bukan ucapan pribadi. Tapi pernyataan sikap bersama fraksi KMP di DPR yang berjudul "Melawan Begal Demokrasi dan Politik Laoly" dalam menyikapi kesewenang-wenangan Menkumham.
Kemudian, soal 'mimpi basah'. Menurut dia, dalam pemberitaan diberbagai media juga sangat jelas tidak ditujukan menyerang pribadi seseorang. Bamsoet bahkan menegaskan kalimat yang diutarakan terukur dan jelas.
"Kalimat lengkapnya kurang lebih adalah sbb: Saya Bambang Soesatyo, tidak takut menghadapi pemecatan. Menang saja belum kok sudah ngancam-ngancam mau pecat. Permainan masih panjang. Jangan kecepatan 'mimpi basah' dulu lah. Lagi pula, memang saya mati kalau tidak jadi sekretaris fraksi? Enggak lah! Itu kalimat saya. Clear dan terukur," papar dia.
Selanjutnya soal kalimat 'lonte politik'. "Jelas saya tidak pernah menyebut apalagi menuding nama orang. Kalimatnya jelas, antara lain: Dalam politik, integritas, loyalitas dan komitmen adalah modal utama," papar Bamsoet.
Dia melanjutkan : "Itulah sebabnya ketika tiba-tiba seorang politisi kehilangan jati diri dan kecerdasannya hanya karena diiming-imingi atau terancam kedudukan serta jabatannya, lalu berubah sikap 180 derajat. Maka politisi itu layak disebut 'lonte politik' atau politisi KKO (kanan kiri oke)."
Anggota Komisi III DPR ini tidak menutupi perbedaan keyakinan dirinya dengan AL dipicu adanya dua munas Golkar. Jika AL meyakini munas Ancol sah, maka Bamsoet meyakini munas Bali jauh lebih sah.
"Karena saya terlibat langsung sebagai pimpinan panitia munas Bali," papar Bamsoet. Atas dasar itulah dia kini berseberangan posisinya dengan AL. Namun dia mengaku sangat menghormati AL sebagai politisi senior.(ris)