Dewan Hubungan Islam AS menyatakan, kita perlu prihatin atas keberatan dan permintaan maaf yang diakibatkannnya.
Departemen bahasa asing sekolah itu merancang pembacaan sumpah patriotik itu dalam berbagai bahasa yang berbeda secara bergiliran setiap hari selama seminggu.
"Namun muncul keberatan dari orang-orang yang kehilangan keluarga di Afghanistan dan dari orang tua Yahudi," kata seorang pejabat, dikutipBBC,Minggu (22/3/2015).
Penilik sekolah distrik itu, Joan Carbone, mengatakan kepada surat kabar Times Herald-Record bahwa pembacaan sumpah setia dalam bahasa Arab itu telah "memecah sekolah jadi dua" dan bahwa ia telah menerima banyak keberatan.
Kantor distrik juga menyampaikan pernyataan meminta maaf "untuk setiap siswa, staf atau anggota masyarakat yang menganggap kegiatan ini tidak patut," namun menegaskan bahwa baca ikrar kesetiaan dalam bahasa Arab itu dimaksudkan untuk "mempromosikan kenyataan bahwa mereka yang berbahasa selain bahasa Inggris pun tetap bersumpah untuk negara besar ini".
Pembacaan ikrara dalam bahasa Arab itu dilakukan seorang mahasiswa asal Arab, saat upacara pagi di Pine Bush High School, New York, hari Rabu lalu.
Para pejabat mengatakan departemen bahasa asing sekolah itu menyiapkan terjemahan ikrar iru dalam berbagai bahasa untuk dibaca dalam perayaan Pekan Nasional Bahasa Asing.
Hanya Bahasa Inggris
Banyak siswa dilaporkan berteriak menyatakan ketidaksetujuan mereka selama pembacaan, dan kemudian mengadu di media sosial.
Sore harinya, kepala sekolah membuat pengumuman untuk menjelaskan mengapa ikrar dibacakan dalam bahasa Arab dan meminta maaf pada mereka yang tersinggung.
Carbone mengatakan, selanjutnya ikrar itu hanya akan dibacakan dalam bahasa Inggris.
Pemimpin organisasi siswa di sekolah itu, Andrew Zink, yang bertanggung jawab atas upacara pagi, mengatakan kepada surat kabar lokal bahwa ia tahu pembacaan dalam bahasa Arab itu akan memunculkan kontroversi.
Namun dia tetap mengizinkannya, karena ia percaya itu adalah "hal yang benar yang harus dilakukan".
"Semua orang Amerika yang menghargai sejarah bangsa kita dalam keragaman agama dan etnis harus prihatin" pada reaksi dan permintaan maaf yang diakibatkannya, kata Sadyia Khalique, juru Dewan Hubungan Amerika-Islam cabang New York. (iy)