JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali sebenarnya telah mengingatkan Arya Wedakarna agar tak memprovokasi dan merusak keharmonisan masyarakat Hindu dan Islam di Bali.
"Kita sudah sering berkomunikasi dengan Pak Arya supaya sebagai bangsa Indonesia, tidak membuat salah paham. Selama orang luar Bali tidak mengganggu, jangan mengganggu mereka," kata Ketua PHDI Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, seperti dikutip dari Republika Online, Rabu (13/12/2017).
Pihaknya bahkan mengatakan, sudah berkali-kali berkomunikasi dengan Wedakarna untuk menghentikan provokasi itu. Sudiana meminta Wedakarna tidak mengatasnamakan umat Hindu atau agama Hindu atas ujaran-ujaran yang ia sampaikan.
"Jangan bawa Hindunya, itu persoalan pribadi Wedakarna. Kami Hindu Bali tidak seperti itu," tegas Sudiana.
"Kalau dia bicara atas nama Hindu, saya jelas keberatan," tambahnya.
PHDI Bali juga telah memberitahu jangan sampai ada lagi kata-kata yang keluar tidak sesuai dengan kepribadian orang Bali. Sudiana juga mengimbau, kepada seluruh umat beragama di Bali dan di luar Bali bisa membedakan sikap Wedakarna ini, yang bukan mencerminkan masyarakat Bali keseluruhan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) asal Provinsi Riau, Lukman Edy resmi melaporkan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Arya Wedakarna ke Badan Kehormatan DPD RI.
Lukman menganggap Arya Wedakarna sebagai dalang dari aksi penolakan dan demo terhadap Ustadz Abdul Somad (UAS) di Bali.
Padahal, lanjut dia, bagi warga Riau, Ustadz Abdul Somad adalah tokoh ulama yang menjadi panutan. Aduan itu pun diterima oleh Kepala Bagian Sekretariat BK DPD, Deny Suwandani.
"Tentu kami tak terima dipersekusi seperti ini. Saya putra daerah Riau, tindakan dia sudah ganggu masyarakat Riau. Harkat martabat Riau terganggu," kata Lukman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/11/2017).(icl)