JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Komite III Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) RI Fahira Idris mengaku sulit untuk tidak curiga adanya upaya adu domba di balik aksi penyerangan pemuka agama. Setelah kiai, kini giliran pastor yang jadi sasaran penyerangan.
Fahira mengutuk keras penganiayaan terhadap Pastor Karl-Edmund Prier, tokoh agama di Yogyakarta. Menurutnya, rentetan penganiayaan tokoh agama berpotensi mengadu domba antar umat beragama.
"Negara hrus selangkah di depan mengantisipasi kejadian-kejadian seperti ini," tegas Fahira, Senin (12/2/2018).
Setelah penganiayaan ulama dan ustaz beberapa hari lalu, kini yang menjadi korban adalah pastor.
"Susah untuk tidak curiga kalau kita sedang diadu domba," ujarnya.
Fahira khawatir, letupan-letupan peristiwa ini jika diabaikan akan menjadi bom waktu yang bisa disulut kapan saja. Sebab aksi-aksi penyerangan yang menyasar para pemuka agama efektif membangkitkan amarah antarumat beragama. Sekaligus menumbuhkan rasa saling curiga dan saling tuduh.
"Ini efektif dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk melakukan pembenaran atas klaim-klaim mereka seolah menyebut Indonesia sedang dilanda wabah intoleransi di mana-mana," imbuh Fahira.
Motif dari berbagai penyerangan terhadap pemuka agama ini berpotensi merusak kedamaian. Oleh karenanya berbagai pihak diharapkan tidak perlu membelokkan persoalan ini ke isu-isu lain. Sebab, menurut Fahira, ada pihak yang berusaha memisah-misahkan.(plt/rep)