JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Sukardi Rinakit, pengamat politik yang juga dikenal pendukung Presiden Jokowi ogah menjadi Komisaris Utama PT BTN Tbk (BTN). Padahal, posisi kursi empuk untuk dia ini sudah diumumkan pekan lalu.
Mengapa pria asal Madiun, JawaTimur ini menolak jabatan itu? "Sejak semula saya tidak bisa menerima posisi Komisaris Utama BTN. Saya tidak mau menerima pekerjaan dengan kepala kosong," papar Sukardi, Jumat (3/4/2015) di Jakarta.
Cak Kardi, begitu pria yang pernah menjadi peneliti di CSIS ini sering disapa, mengungkapkan isi hatinya itu melalui pesan singkat kepada koleganya. Pesan ini juga diterima oleh TeropongSenayan hari ini.
Atas dasar alasan itulah Sukardi mengatakan dirinya bukan Komut BTN. "Jadi saya bukan Komut BTN seperti yang ramai diberitakan. Terimakasih untuk tetap menjadi sahabat saya. Salam," papar Sukardi.
Pekan lalu, tepatnya 24 Maret 2015, BTN melakukan RUPS Tahunan guna melakukan perombakan komisaris. Saat itu diumumkan Sukardi sebagai Komut BTN menggantikan Mardiasmo yang kini sebagai Wakil Menteri Keuangan dan Anggota Komisioner OJK.
Doktor politik lulusan Political Science, National University of Singapore itu sedianya didampingi Kamaruddin Sjam, Amanah Abdulkadir, Agung Kuswandono, Lucky Fathul Aziz, Catherinawati Hadiman dan Arie Coerniadi sebagai Komisaris.
Pekan lalu, usai pengumuman hasil RUPS Tahunan BTN itu tanggapan bernada negatif bermunculan tanggapan negatif dari masyarakat. Mereka menilai Presiden Jokowi sedang balas budi dengan mengangkat para pendukungnya menjadi komisaris BUMN.(ris)