Opini
Oleh Natalius Pigai (Aktivis Kemanusiaan/Komisioner Komnas HAM 2012-2017) pada hari Jumat, 09 Mar 2018 - 15:48:52 WIB
Bagikan Berita ini :

Pemakaian Cadar Adalah Hak Asasi Manusia

54Natalius-Pigai2.jpg
Natalius Pigai (Sumber foto : Istimewa)

Kasus pelarangan pemakaian cadar terhadap seorang mahasiswi yang terjadi Universitas Islam Negeri Yogyakarta mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Sangat wajar jika berbagai kalangan menentang peraturan yang beraroma pengekangan kebebasan ekspresi agama Islam tersebut karena tidak hanya menyangkut persoalan relasi antara sekolah dan siswanya (forum eksternum) tetapi juga menyangkut pribadi dan fundamental soal keyakinan (forum Internum).

Ironisnya, pelarangan cadar tersebut dilakukan oleh universitas Islam yang justru harus dijadikan sebagai pusat persemaian aqidah Islamiah dan tempat pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan Budi pekerti bernafaskan Islam.

Kebijakan Rektor UIN tidak dapat dibenarkan. Tidak boleh ada dunia pendidikan yang melarang siswinya bercadar, berhijab bahkan berburqa. Apalagi di negara Indonesia dengan statusnya sebagai negara yang jumlah penduduk islam terbesar di dunia.

Sesuai dengan hukum hak asasi Manusia Pemerintah tidak dapat melarang sesutu yang bersifat keyakinan, dan Cadar adalah inherent dan tidak terpisahkan dari simbol agama Islam. Karena itu jika negara melarang seseorang memakai atribut agamanya di sekolah, maka dalam persepektif HAM tidak ada alasan bagi untuk melarangnya. sekali lagi tidak boleh ada pelarangan cadar karena itu bagian dari hak asasi manusia seseorang untuk menjalankan agama, mengekspresikan atribut dan simbol-simbol agamanya.

Ini negara Indonesia, negara Pancasila dan Bhineka tunggal Ika sebagai adagium universalitas bukan partikularitas. Sejatinya negara menampung dan menghormati penghayatan, ekspresi nilai-nilai spiritualitas, ekspresi agama dan kebudayaan Islam.

Negara justru harus berbangga dengan umat Islam. Meskipun penduduk mayoritas Islam, namun mampu menunjukkan kepada dunia bahwa umat Islam mampu membangun nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan perdamaian sebagaimana telah dibuktikan selama ini.

Pemerintah saat ini lebih cenderung membangun framing negatif dan menjustifikasi padangan islamophobia yang telah dibangun oleh dunia barat dengan memila- mila melalui sebutan Islam moderat dan Islam radikal. Padahal semua orang ketahui bahwa Islam itu agama tunggal yang bersumber dari Alquran, maka tidak ada moderat dan radikal sebagaimana framing yang dibangun Eropa dan Amerika.

Pemerintah tersandera dengan framing ini karena tidak punya sikap dan keberpihakan kepada bangsanya dan agamanya sebagaimana ditunjukkan oleh Erdogan Presiden Turki.

Dengan pelarangan penggunaan cadar ini makin jelas dan terang benderang bahwa Pemerintah saat ini mulai menumpas dan memberangus bahkan mengkerdilkan agama Islam. Berbagai kebijakan pemeintah termasuk pemberangusan ormas Islam melalui hadirnya Perpu ormas, penangkapan dan penganiaan terhadap ulama, pembunuhan terhadap tokoh agama Islam serta berbagai kebijakan pemrintah ini menunjukkan ada indikasi adanya dendam kesumat dan kebencian terhadap umat Islam. Karena itu kita harus menentang kezaliman penguasa. Umat Islam harus memberi hukuman yang setimpal baik sanksi secara politik, sosial juga hukum.

Di negeri ini tidak ada Islam intoleransi, tidak ada Islam radikal, tidak ada Islam teroris, yang ada adalah cara pandang pemimpin yang intoleransi, radikal dan teror terhadap umat Islam, menciptakan rasa teror (ngeri), pencipta phobia dan membangun citra negatif bagi umat Islam. Sangat naif juga adalah kebijakan-kebijakan Pemerintah mengandung unsur kekerasan non fisik dan kejahatan verbal kepada umat islam dilakukan oleh pemimpin-pemimpin yang beragama Islam.

Oleh karena itu, Pemerintah harus menghentikan berbagai usaha pengekangan dan pembatasan penggunaan simbol agama termasuk cadar, jilbab, hijab, burga karena melanggar hak asasi manusia.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #cadar  #uin-yogyakarta  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Analisis Mendalam Berdasarkan Data BRIEF UPDATE BDS Alliance

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Minggu, 22 Des 2024
EKONOMI 1. Pelemahan Rupiah dan IHSG Pelemahan Rupiah dan Arus Modal Keluar: Meskipun rupiah sempat menguat tipis pada Jumat lalu, secara mingguan mata uang ini mencatat pelemahan yang ...
Opini

Lukisan yang Jokowi Banget

Catatan Cak AT Ironi tragis kembali hadir di panggung seni Indonesia yang tak pernah absen dari sandiwara. Kali ini, kisahnya milik Yos Suprapto, seniman kawakan asal Surabaya, yang karyanya ...