JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kondisi ekonomi makro Indonesia hingga saat ini dinilai masih cukup baik. Namun begitu pemerintah perlu menyiapkan langkah cepat guna mengatasi kurs rupiah dan menggenjot penerimaan negara.
Pasalnya kurs rupiah yang terlalu lama bertengger di level Rp13.000 bisa berbahaya bagi APBN. "Patokannya dalam asusmsi makro Rp12.500, jadi bagaimanapun caranya kurs rupiah harus dijaga. Sehingga harga-harga harus bisa stabil dan perekonomian bisa lebih baik," kata Wakil Ketua Badan Anggaran Jazilul Fawaid kepada TeropongSenayan di Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Sekretaris F-PKB ini mengatakan krisis anggaran bisa saja terjadi. Apalagi situasi perekonomian yang saat belum cukup baik. Namun dia mengingatkan pemerintah tidak menaikan harga komoditas yang menjadi hajat hidup masyarakat untuk mendongkrak penerimaan negara. "Ada banyak cara untuk keluar dari krisis. Yang penting pemerintah cepat melaksanakan kerjanya," ujarnya.
Salah satu cara untuk menggenjot penerimaaan negara, lanjut Jazil, bisa mengejar wajib pajak yang selama ini belum tergali. "Potensinya besar, tapi harus dijaga jangan sampai terjadi kebocoran dalam setora pajak," tegasnya.
Apalagi saat ini pemerintah belum maksimal mengejar para wajib pajak. Sehingga penerimaan negara masih kurang kurang. "Jadi pemerintah harus segera mengimplementasikan kerja yang sudah ada dalam perencanaan anggarannya," imbuhnya. (ec)