JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Penyelenggaraan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung dinilai terlalu mahal dan biaya yang dianggarkan tidak transparan. Apalagi dana yang digunakan itu mencapai sekitar Rp181,3 miliar. "Bukan hanya mahal, malah alokasi anggaran KAA tidak rasional dasar perhitungan. Hanya sebuah acara seremonial, bisa menghabiskan sebesar Rp181,3 miliar," kata Direktur eksekutif Centre for Budget Analisys (CBA) Uchok Sky Khadafi kepada TeropongSenayan di Jakarta, Senin (20/4/2015).
CBA membeberkan rincian alokasi anggaran sebesar Rp181 miliar untuk KAA Bandung, sebagai berikut, Pertama, anggaran dari Sekretariat Negara sebesar Rp.101.354.516.000. Kedua, anggaran dari Kemenlu sebesar Rp70.000.000.000. Ketiga, anggaran dari Pemkot Bandung sebesar Rp10.000.000.000.
Uchok sangat menyayangkan alokasi anggaran sebesar Rp171,3 miliar hanya diperuntukan bagi jasa PCO (Professional Conference Organizer). Lebih jauh kata Uchok, Pemerintahan Jokowi-JK belum menerapkan transparansi anggaran khususnya terkait penyelenggaraan KAA ini. "Masih banyak, alokasi yang disembunyikan dari mata publik," ujarnya.
Malah Uchok menuding Pemerintah Jokowi-JK paling bermurah hati bila untuk kegiatan seremonial. "Demi, gengsi dan citra pada pentas internasional," tandasnya.
Selain itu, Uchok juga meragukan peringatan KAA ini, bisa mengangkat gengsi dan citra negara di mata internasional. "Lihat saja kasus TKI, tetap saja para TKI itu dihukum mati tanpa pemberitahuan kepada Kementerian Luar Negeri atau Presiden Jokowi. Ini menandakan Indonesia sedang tidak dihargai," imbuhnya. (ec)