JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kongres Partai Demokrat yang akan berlangsung 11-13 Mei 2015 di Surabaya diprediksi berlangsung ketat. Meski SBY tetap dijagokan memimpin PD, namun bukan berarti kader lain dilarang tampil.
Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie (MA) mengakui dirinya siap maju sebagai calon Ketua Umum. Namun begitu tergantung dari para pemilik suara dalam kongres.
”Kalau pemilik suara memberi amanat, saya tidak boleh menolak. Apapun tugas yang diberikan partai, apapun risiko, baik itu masuk penjara atau dikucilkan dari partai," katanya di Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Diakui Marzuki, saat ini SBY masih menjadi calon terkuat ketua umum. Namun arus bawah yang meminta regenerasi juga menguat. Yang harus dipastikan adalah kapan regenerasi itu harus dilakukan. "Kalau regenerasi dilaksanakan asal-asalan, bisa jadi malah membuat partai tidak lebih baik,” tegasnya.
Regenerasi tegas Mantan Sekjen PD ini adalah keniscayaan, tuntutan zaman. Yang harus dipastikan adalah kapan regenerasi itu harus dilakukan, apakah sekarang atau nanti. ”Yang pasti regenerasi dilakukan untuk kepentingan partai yang lebih baik. Kalau regenerasi dilaksanakan asal-asalan bisa jadi malah tidak membuat partai lebih baik,” tegasnya.
Marzuki sendiri sudah melakukan survei pribadi dengan menghubungi sekitar 120 pemilik suara. Hasilnya, 100 suara menyatakan SBY cukup jadi ‘bapak partai’ saja, artinya sebagai pemersatu partai, tidak perlu jadi ketua umum. Selain itu, 10 suara lain bersikap lebih hati- hati dan meminta langkah SBY jangan sampai membuat partai terpecah-belah, sedang 10 responden survey lain meminta SBY dan MA melakukan komunikasi demi perbaikan partai.
Menurut Marzuki, dari suara 100 responden yang meminta SBY tidak lagi terjun ke dunia politik praktis karena alasan menjaga kehormatan SBY serta menjauhkannya dari potensi terciprat kotornya dunia politik praktis. Misalnya, memecat kader yang nakal, dihujat dan didemo kader yang tidak puas, difitnah dan sebagainya.”Apalagi jika harus turun langsung mengurusi hal-hal teknis. Itu jangan lagi dibebankan ke Pak SBY,” kata dia.
Mantan Ketua DPR ini mengungkapkan secara konsep, politik itu mulia jika dilakukan demi kepentingan berbangsa. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam praktiknya politik itu kotor. Selalu bersinggungan dengan kekuasaan, konflik, kepentingan, dan area-area rawan konflik lainnya. “Itu sebabnya, mayoritas pemilik suara Kongres PD yang saya survey menyayangkan kalau Pak SBY harus dilibatkan lagi dalam praktik politik praktis,” tuturnya.
Kader PD, menurut Marzuki, bukan tidak mau dipimpin lagi oleh SBY. ”Pak SBY adalah pemersatu partai. Jangan sampai posisinya yang sangat terhormat itu dipaksa-paksa oleh orang-orang dekatnya untuk terjun lagi sebagai ketua partai,” tegasnya.
Orang-orang yang mendorong SBY maju lagi itu, menurut Marzuki, tidak menghormati SBY dan tidak menjaga kehormatan partai. Orang-orang seperti itu tidak layak, karena hanya berpikir untuk kepentingan diri sendiri. "Jadi jangan lagi ada Plt pemilik suara atau ketua-ketua DPC dan DPC karena itu melanggar AD/ART.Kalau ini dilanggar ini bisa jadi cikal bakal kongres tandingan,” imbuhnya. (ec)