DEPOK (TEROPONGSENAYAN)--Annual Meeting IMF-World Bank (WB) di Nusa Dua, Bali yang berlangsung dari tanggal 5-8 Oktober 2018 tetap digelar. Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku kecewa acara tersebut tidak ditunda.
Alasannya, kata Muzani, saat ini bangsa Indonesia tengah melakukan penanganan akibat bencana gempa dan tsunami yang melanda Palu, Donggala, Sigi dan wilayah lainnya di Sulawesi Tengah (Sulteng).
“Suasana ini menjadi terbalik, sekarang di Bali sedang melakukan pertemuan-pertemuan negara kaya, yang kita menjadi tuan rumah dengan menghabiskan dana yang hampir satu triliun,” kata Muzani saat menghadiri seminar kebangsaan di Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (5/10/2018).
Muzani menganggap, pemerintah tidak peka dengan kondisi bangsa yang saat ini membutuhkan fokus penanganan pasca bencana di Sulteng.
"(Pertemuan IMF-World Bank) Ini suasana yang menurut kami tidak pas. Karena itu kita kembali mempertanyakan prioritas apa yang sedang dilakukan pemerintah pada saat ini, melayani rakyatkah atau melayani siapa,” tutur dia.
Untuk itu, dia berharap agar sisa pemerintahan sekarang bisa dimaksimalkan untuk kepentingan rakyat.
“Bagaiamana pemeritnah agar berjalan efektif untuk memberi pelayan kepada rakyat,” pinta dia.
Sebelumnya, Koalisi Indonesia Adil dan Makmur pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan tidak akan mengirim delegasi ke acara tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia atau IMF-WB annual meeting di Bali. Pernyataan itu sebagai bentuk kekecewaan atas penyelenggaraan agenda internasional itu.
Rizal Ramli yang merupakan anggota tim ekonomi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengkritik Indonesia sebagai tuan rumah menghabiskan dana sangat besar.
“IMF Bali memang dari sisi biaya sangat besar sekali yaitu Rp830 miliar dan ada estimate yang bisa lebih lagi. Itu nyaris USD70 juta. Setahu saya untuk acara konferensi internasional, USD10 juta sudah hebat, mewah,” katanya di rumah Prabowo, Jl Kertanegara, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Berdasarkan pengalaman yang pernah dia ikuti, kata Rizal, dalam kegiatan semacam ini penyelenggara biasanya hanya menyediakan tempat makan dan penjemputan lokasi.
“Bahkan kalau makan paling disediakan minuman, snack, potato chips. Tidak ada tuh makan-makan. Bayar sendiri,” ucapnya.(yn)