JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Keputusan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Izha Mahendra menjadi pengacara pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dinilai sebagai langkah strategis.
"Beliau (Yusril) memutuskan langkah yang menurutnya paling lunak, namun paling strategis. Beliau tidak menjadi menjadi bagian dari Timses Jokowi Ma’ruf, tetapi juga tidak memilih bermusuhan dengan mereka," kata Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noor, di Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Menurut dia, Yusril memilih bertindak sebagai lawyer profesional untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf, meskipun banyak pihak mengartikan menjadi lawyer berarti juga memberikan dukungan di Pilpres 2019.
"Padahal beda artinya. Yusril pernah menjadi lawyer orang PKI. Apakah mendukung PKI? Kan tidak sama sekali. Yusril jadi lawyer Golkar, PPP, Hanura OSO, apakah secara politik mendukung ketiga partai itu? Tidak," kata dia menjelaskan.
Ia berpendapat, Yusril merupakan pribadi yang punya prinsip kuat sebagai Ketum PBB dan sebagai kuasa hukum. Sebagai kuasa hukum profesional, selama ini Yusril pun selalu menjaga kepercayaan kliennya.
"Kenapa orang PKI, Golkar, PPP dan Hanura itu memilih beliau jadi lawyer mereka? Karena mereka percaya, kepada Yusril profesional dan tidak akan mengkhianati mereka," ungkapnya.
Selain itu, Yusril juga menjadi pengacara HTI, walaupun bukan pendukung ormas yang telah dibubarkan pemerintah itu.
"Pendapat Yusril tentang khilafah malah berseberangan dengan HTI," ucapnya.
Oleh karena itu, ketika Yusril menerima tawaran menjadi penasehat hukum Jokowi-Ma'ruf, maka PBB secara kepartaian sama sekali tidak dilibatkan. Permintaan itu (tidak melibatkan PBB) disampaikan Yusril kepada Jokowi melalui Erick Thohir dan kemudian disetujui.
"Bukan Yusril tidak perduli atau mau menghancurkan PBB, justru beliau mau mengangkat PBB. Di sini ada kartu-kartu yang beliau mainkan. Yusril ingin menembus angka empat persen bagi kepentingan PBB," ucapnya.(yn/ant)