JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kurang daru dua pekan pemungutab suara Pilpres 17 April 2019, elektabilitas Capres dan Cawapres nomor 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus menguat.
Fenomena migrasi suara dari paslon petahana Jokowi-Ma"ruf Aminjustru melemahjelang detik-detik akhir masa kampanye. Banyak calon pemilih paslon 01 beralihdukungan ke paslon 02.
Demikian rilis lembaga riset dan pemantau pemilu, New Indonesia saat menyampaikanhasil survei Pilpres 2019 terbarunya, Senin (1/4/2019).
Saat inielektabilitas Prabowo-Sandi unggul 51,8 persen dan Jokowi-Maruf bertengger di angka 44,2 persen.
"Jokowi-Maruf melemah justru saat pemungutan suara tinggal hitungan hari. Sementara dukungan pada Prabowo-Sandi mengalami trend penguatan," kata Direktur Eksekutif New Indonesia, David Haerantula di Jakarta.
Survei New Indonesia dilaksanakan pada 10-21 Maret 2019 di 34 provinsi di Indonesia. Jumlah sampel sebanyak 1.225 orang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat.
Survei dilakukan pada tingkat kepercayaan 95 persen danmargin of errorkurang lebih 2,8 persen. Survei juga dilengkapi dengan riset kualitatif dan kajian terhadap media.
David Haerantula menjelaskan, dibandingkan hasil servei New Indonesia pada akhir tahun lalu, peningkatan elektabilitas Prabowo-Sandi melesat jauh. Desember 2018, Jokowi-Maruf (49,8 persen) dan Prabowo-Sandi (42,3 persen).
"Selain migrasi suara, faktor lain adalah pemilih galau atauundecided votersyang masih cukup signifikan cenderung mengarahkan pilihan ke paslon 02," ungkapnya.
Ada empat faktor yang menjadi pemicukenapa terjadi migrasi suara danundecided voterscenderung ke paslon 02.Pertama, Prabowo-Sandi berhasil optimal dalam debat.
Kedua, petahana gagal memenuhi janji kampanye Pilpres 2014. Dan itu mudah dilacak di jejak digital.
Ketiga, isu penyebar hoax yang dialamatkan tim kampanye Jokowi-Maruf kepada kubu Prabowo-Sandi justru kontra produktif dengan fakta di lapangan.
Keempat, masalah kesulitan lapangan pekerjaan dan mahalnya harga-harga kebutuhan pokok (sembako) benar-benar dirasakan publik. (Alf)