JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi VII DPR RI Bowo Sidik Pangarso melihat rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi yang kemudian dibatalkan, hanya sebagai bentuk isu dari.
"Kemarin saya lihat ini hanya pengalihan isu di tengah gencarnya pemberitaan Petral dibubarkan, tetapi tidak populer dengan pengalihan isu ini," kata Bowo kepada TeropongSenayan, Sabtu (16/5/2015).
Bowo berpandangan, rencana kenaikan harga BBM tersebut dinilai janggal lantaran diumumkan secara tiba-tiba.
"Seharusnya Shell juga menaikkan harga, jika benar harga minyak dunia sedang naik," ungkapnya.
Politisi Partai Golkar ini pun mengatakan bahwa Pertamina tidak berhak mengumumkan kenaikan harga BBM non subsidi.
"Pertamax sudah dilempar ke harga pasar, untuk apa diumumkan. Jika premiun dan solar itu berhak di umumkan oleh pemerintah karena sudah diatur dalam UU," ungkapnya.
Ke depan, pesan dia, pemerintah harus lebih hati-hati terkait ini. "Ini ada kesalahan koordinasi di pemerintah, terlalu terburu-buru, ini sangat memalukan," pungkasnya.
Sebelumnya dikabarkan, harga pertamax di Jakarta akan naik menjadi Rp 9.600 per liter, atau naik Rp 800 per liter. Sementara itu, pertamax plus naik menjadi Rp 10.550 per liter, pertamina dex menjadi Rp 12.200 per liter, dan bio solar keekonomian menjadi Rp 9.200 per liter. Namun pemerintah membatalkannya 30 menit menjelang diberlakukannya kebijakan tersebut.(yn)