Berita
Oleh Jihan Nadia pada hari Rabu, 07 Agu 2019 - 13:15:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Tolak Impor Rektor Asing, Siti Zuhro: Hargai Akademisi Dalam Negeri

tscom_news_photo_1565157562.jpg
Koordinator Presidium KAHMI, Siti Zuhro. (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Siti Zuhro menanggapi wacana pemerintah yang akan melakukan impor rektor asing.

Dia menilai, hal tersebut sebagai sebuah ironi bagi perguruan tinggi negeri, bila nantinya betul dipimpin oleh orang asing.

Menurut Siti, Indonesia harusnya memprioritaskan untuk memperbaiki SDM-nya sendiri.

"Itu ironi bagi saya. Kalau Indonesia sampai mengimpor rektor (asing), itu ironi bagi kita tentu dalam konteks dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan jumlah SDM kita sendiri yang memang ini harus dalam proses perbaikan," ujar Siti kepada wartawan, Rabu (7/8/2019).

Siti mengaku tidak setuju dengan wacana rektor asing bisa memimpin PTN tersebut. Menurutnya, lebih baik merekrut akademisi Indonesia yang saat ini sedang bekerja di luar negeri.

"Saya yang termasuk tidak setuju dengan impor rektor asing, apapun bunyinya. Meskipun kita punya kelemahan tentu kita punya kekuatan dan kekuatan kelemahan yang kita miliki itu tentu kalaupun ada kelemahan, kita perbaiki. Bukan berarti mengimpor, apalagi di lembaga akademis ini. Saya tidak pernah setuju. Apalagi jumlah kampus sangat banyak. Kalau mau dilakukan,fit dan proper testterhadap calon-calon rektor (lokal) itu luar biasa banyak yang kualitas. Jangan lupa orang Indonesia yang intelektual yang dipekerjakan di luar negeri banyak sekali di kampus-kampus terkenal," ungkap Siti.

Siti pun menganjurkan pemerintah mengintrospeksi diri dan lebih menghargai para akademisi dalam negeri. Dia berharap kebijakan pemerintah lebih berpihak terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, seperti meningkatkan anggaran riset.

"Kalau memang berpihak, punya empati yang tinggi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, semestinya anggaran untuk riset, anggaran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada itu dibesarkan. Jangan mau 0,9 (persen) dari APBN untuk keseluruhan se-Indonesia ini. Jadi harus ada keberpihakan itu kepada pemerintah sendiri," ujar Siti.

Siti menegaskan perlunya evaluasi besar-besaran soal perekrutan rektor di Indonesia. "Makanya dievaluasi, bagaimana rektor direkrut di Indonesia. Bagaimana bisa seperti itu sehingga seorang yang bagus sebagai rektor malah tidak lolos. Jadi kita harus intropeksi," ujar peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu.

Sebelumnya, Menristekdikti M Nasir mewacanakan pihaknya akan merekrut rektor asing untuk memimpin PTN di Indonesia agar bisa menembus peringkat 100 besar dunia.

Nasir bahkanmenyebut, sudah ada lampu hijau dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait usulan tersebut.

"Beliau setuju, tergantung bagaimana saya siapkan, kalau persiapan tidak bagus ya mungkin kita pending atau bagaimana," kata Nasir usai acara pengambilan sumpah dokter baru ke 227 di Undip, Semarang, Kamis (1/8/2019) lalu.

Sejumlah negara disebut Nasir sudah mempercayakan pimpinan kampus ke rektor dari luar negeri dan hal itu terbukti mendongkrak peringkat akademik universitas yang dipimpin di tingkat dunia. Nasir pun berharap peringkat Indonesia juga melonjak dengan mengadopsi cara tersebut. (Alf)

tag: #kemenristekdikti  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement