JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) membidik pendapatan Rp100 miliar dari bisnis nontiket tahun ini.
Seperti diutarakan Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono, tahun ini merupakan tahun pertama pihaknya mencari pendapatan selain dari penjualan tiket.
Pendapatan nontiket tersebut berasal dari media buying agency atau pengelola periklanan yang dipasang di seluruh bus yang dioperasikan.
“Realisasi pendapatan tersebut telah ditentukan oleh Badan Pembinaan BUMD (BP BUMD) DKI Jakarta sebagai kuasa pemegang saham,” kata Agung di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Masih menurut Agung, pendapatan nontiket tersebut merupakan babak baru PT Transjakarta selama 15 tahun melayani pelanggannya.
Pendapatan nontiket ini, lanjut dia, juga akan dilakukan untuk semua unit bus serta mikrotrans yang dimiliki oleh PT Transjakarta.
"Ada 1.521 unit bus yang dikelola di semua rute Transjakarta, mitra perikanan diwajibkan melakukan revenue sharing (bagi hasil) 70 persen dari pendapatan kotor periklanan," tuturnya.
Selain itu, mitra periklanan diwajibkan menawarkan, atau mengusulkan pemberian penjaminan pendapatan minimum kepada Transjakarta setiap tahun terkait pendapatan tersebut.
“Kita mewajibkan mitra periklanan untuk menyerahkan signing fee minimal sebesar Rp20 miliar yang dibayarkan di muka setelah dinyatakan sebagai pemenang, agar mereka serius,” pungkasnya. (ahm)