BANGKOK (TEROPONGSENAYAN) -- Rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur sempat menjadi perhatian para delegasi Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers Meeting/AEM) ke-51 di Bangkok, Thailand.
Menurut delegasi Indonesia yangt diwakili Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita, sejumlah menteri ekonomi di ASEAN begitu tertarik dengan proses pemindahan ibu kota dan imbasnya terhadap perekonomian Indonesia.
“Kondisi tersebut tidak lepas dari posisi Indonesia sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah populasi penduduk terbanyak hingga 264 juta penduduk,” kata Enggar seperti dikutip Antara, Jumat (6/9/2019).
Ya, PDB Indonesia hampir mencapai setengah dari total PDB 10 negara ASEAN atau 35 persen dari total PDB kawasan yang sebesar 2,8 dolar AS, berdasarkan data ASEAN di 2018.
"Mereka terkaget-kaget, akan ada sekitar 1,5 juta pegawai pemerintahan yang akan pindah dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Jumlah itu hampir menyamai jumlah penduduk salah satu negara di ASEAN," tegasnya.
Selain menyoroti akan dipindahnya ibu kota Indonesia, sebanyak 10 pejabat tinggi negara ASEAN juga menyepakati untuk memperkuat soliditas negara-negara di Kawasan.
Utamanya untuk menghadapi ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan ketegangan perdagangan negara-negara secara bilateral di luar kawasan.
"Ada kebanggaan mengenai soliditas ASEAN, apalagi dibandingkan kawasan lain yang suasananya penuh juga ketidakpastian seperti Uni Eropa dengan isu Brexit," tukasnya. (ahm)