Bisnis
Oleh Ahmad Syaikh pada hari Selasa, 12 Nov 2019 - 12:52:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Ini Prediksi BI Soal Ekonomi Syariah Indonesia

tscom_news_photo_1573537939.jpg
Ekonomi syariah (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan nilai ekonomi syariah Indonesia bisa menembus Rp12,8 ribu triliun atau sekitar 80 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang setara Rp16 ribu triliun.

Menurutnya, nilai ekonomi sebesar itu terbentuk dengan mengeluarkan unsur-unsur ekonomi nonhalal dari keseluruhan PDB Indonesia.

“Ekonomi syariah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir bergerak dinamis, di tengah tantangan penetrasi dan literasi untuk bisa bersaing dengan ekonomi konvensional,” kata dia saat pembukaan Konferensi Internasional Keuangan dan Ekonomi Moneter Syariah di Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Sayangnya, meski memiliki nilai ekonomi yang cukup signifikan, Indonesia masih belum dapat mengoptimalkan potensi ekonomi syariah. Pasalnya, hingga kini Indonesia yang masih bertahan sebagai negara konsumen, bukan produsen, dalam rantai produksi komoditas halal di pasar global.

Seharusnya, sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Indonesia harusnya mampu mengoptimalkan pasar keuangan syariah.

Sementara itu, masih belum optimalnya industri keuangan Syariah, lanjut Dody, tidak lepas dari kondisi perbankan syariah yang belum bisa bersaing dengan konvensional.

Maklum, saat ini aset perbankan syariah belum menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Terkait hal itu banyak inisiatif dilakukan pemerintah dan BI. Kami kembangkan tidak hanya bagaimana cara tingkatkan pembiayaan kegiatan usaha syariah tapi mengembangkan ekonomi syariah untuk Indonesia dengan pasar yang sangat besar," jelasnya. (ahm)

tag: #bank-indonesia  #keuangan-syariah  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement