JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) Bursa Efek Indonesia terpaksa ditutup 15.30 WIB menit dari awal Kamis 12 Maret 2020 setelah terjadi penurunan index hingga 5%. Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fahri Hilmi mengatakan penutupan perdagangan saham yang dilakukan 30 menit lebih awal telah sesuai dengan peraturan OJK melalui surat bernomor S-274/PM.21/2020.
Fahri mengatakan peraturan yang memerintahkan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan trading halt selama 30 menit dalam hal IHSG mengalami penurunan mencapai 5 persen tersebut mulai diberlakukan pada Rabu (11/3).
“Sekarang di 4.895 dan haltingnya setengah jam jadi karena sekarang di halting pukul 15.33 WIB berarti secara teknik langsung penutupan. Tinggal besok dibuka lagi,” katanya, di Padang, Kamis.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 5,01 persen ke posisi 4.895,75 pada hari ini pukul 15.33 WIB menyebabkan perdagangan saham dihentikan 30 menit lebih awal.
Melemahnya pada IHSG khususnya maupun indeks global pada umumnya lebih dipengaruhi oleh faktor penyebaran COVID-19 yang secara masih masif dan telah dideklarasikan WHO sebagai pandemik internasional karena penyebaran virus tersebut telah mencapai 118 negara," kata Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama di Jakarta, Kamis.
Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi dengan sektor industri dasar turun paling dalam yaitu minus 8,48 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor pertambangan dasar masing-masing minus 4,71 persen dan minus 4,6 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp256,86 miliar.
Australia Turun
Bursa saham Australia diguncang lagi oleh perkembangan terbaru dari Virus Corona dengan penurunan tajam lebih dari tujuh persen pada akhir perdagangan Kamis.
Indeks acuan S&P/ASX 200 ditutup merosot 421,3 poin atau 7,36 persen menjadi 5.304,6 poin, sedangkan indeks All Ordinaries yang lebih luas jatuh 418,40 poin atau 7,23 persen menjadi 5.370,90 poin.
Penurunan tajam mewakili penurunan persentase satu hari terburuk sejak krisis keuangan 2008, melampaui aksi jual 7,33 persen pada Senin (9/3/2020).
Meskipun paket stimulus diumumkan oleh Pemerintah Australia pada hari sebelumnya, pasar memulai perdagangan pagi dengan penurunan sekitar tiga persen, yang memburuk tajam setelah berita tentang larangan perjalanan AS yang diberlakukan pada Eropa.
Perusahaan-perusahaan yang terkait dengan perjalanan adalah beberapa yang mencatat kerugian terbesar dengan Qantas merosot 9,9 persen, Flight Centre terjun 18,2 persen dan menukik 19,7 persen.
Saham Tokyo Turun Tajam
Saham-saham Tokyo berakhir turun tajam pada perdagangan Kamis.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Saham Tokyo (TSE) jatuh 856,43 poin atau 4,41 persen, dari tingkat penutupan Rabu (11/3/2020), menjadi mengakhiri perdagangan di 18.559,63 poin.
Sementara itu, Indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo merosot 57,24 poin atau 4,13 persen, menjadi ditutup pada 1.327,88 poin.
Semua kategori industri mundur ke wilayah negatif, dengan saham-saham pertambangan, transportasi udara, dan transportasi laut paling banyak mengalami penurunan pada saat penutupan perdagangan.