Zoom
Oleh Rihad pada hari Sunday, 22 Mar 2020 - 07:00:00 WIB
Bagikan Berita ini :

BUMN Ramai-ramai Kuras Kas Coba Ganjal Kemerosotan Harga Saham di Bursa

tscom_news_photo_1584807612.jpg
(Sumber foto : )

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus loyo, merosot

hingga memasuki pekan ketiga bulan Maret 2020 karena dihajar isu virus Corona. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan, IHSG menurun 14,52 persen pada posisi 4.194,944 dari 4.907,571 di pekan lalu. Sedangkan nilai kapitalisasi pasar turun menjadi Rp 4.854,050 triliun dari Rp 5.678,279 triliun pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian melemah 12,94 persen atau 411.606 ribu kali transaksi dari 472.770 ribu kali transaksi pada penutupan perdagangan pekan lalu.

Lebih jauh dia menjelaskan, Investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 794,07 miliar. Alhasil, sepanjang tahun 2020, jual bersih asing tercatat sebesar Rp 10,240 triliun.

Penurunan indeks BEI jelas bukan pertanda baik buat perekonomian Indonesia. Penurunan indeks mencerminkan kepercayaan kepada perekonomian Indonesia pada umumnya. Karena itu, pemerintah berusaha untuk mengganjal penurunan indeks lebih jeblok lagi.

Salah satu cara agar indeks saham tidak merosot lebih dalam, adalah dengan mendorong BUMN melakukan buyback atau pembelian saham publik. Beberapa perusahaan milik negara pun didorong untuk melakukan buyback.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa enam BUMN akan melakukan pembelian kembali saham di BEI. "Saya batasi enam perusahaan dulu," ujar Menteri Erick, Jumat (20/3/2020). Enam perusahaan itu adalah Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Jasa Marga Tbk (JSMR).

Perusahaan tersebut mengalami penurunan harga saham melebihi kondisi fundamentalnya. Harga saham mereka turun karena faktor psikologis investor yang panik akibat wabah Corona. Dengan adanya buyback diharapkan harga sahamnya tidak akan terus merosot, bisa ditahan pada level yang wajar.

Erick Thohir menyampaikan bahwa buyback saham dilakukan oleh BUMN dengan kondisi kinerja keuangan solid.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo meminta BUMN untuk menggunakan dana buyback saham secara taktis dan sesuai fundamental. "Taktis, tidak gelontorkan sekaligus, karena situasinya mungkin akan cukup lama, mereka sediakan dana tapi penggunaan tergantung perubahan fundamentalnya," ujar Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Rabu (11/3). Kartika Wirjoatmodjo menyatakan BUMN yang melakukan buyback saham itu memiliki likuiditas yang baik sehingga tidak mengganggu kinerja keuangan.

Kartika menambahkan, jika harga saham sudah turun banyak dari fundamental, maka BUMN tersebut dipersilahkan melakukan buyback secara bertahap. "Masuk secara bertahaplah ga masuk sekaligus," kata Kartika.

Bank Mandiri

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat (20/3), Bank Mandiri melakukan buyback secara bertahap mulai dari 20 Maret 2020 hingga 19 Juni 2020.

Jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal yang disetor perusahaan. Adapun ketentuan paling sedikit saham yang beredar sebesar 7,5 persen dari modal disetor.

"Transaksi pembelian kembali saham perseroan akan dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi likuiditas dan permodalan perseroan, serta peraturan yang berlaku,”ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan, dalam surat resmi perusahaan keterbukaan informasi.

Bank BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bersiap untuk melakukan buyback saham dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun. Hal tersebut terungkap dalam Surat Keterbukaan Informasi perusahaan pada tanggal 13 Maret 2020.

Nilai buyback tersebut tidak akan melebihi 20% dari jumlah modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor perseroan.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, tujuan buyback saham tersebut adalah bagiadari respon perseroan atas relaksasi yang diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyikapi tekanan yang signifikan yang dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Aksi korporasi ini akan menggunakan kas internal perusahaan dan tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan BRI, dimana saat ini kami memiliki modal kerja dan cashflow yang memadai untuk membiayai seluruh kegiatan usaha perseroan," kata Sunarso.

Sunarso menambahkan, buyback ini akan dialokasikan sebagai treasury stock. "BRI siap melakukan eksekusi buyback pada waktu kapan saja yang dianggap perlu, dalam periode 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal 13 Maret 2020 sampai dengan 12 Juni 2020 mengingat kondisi likuiditas dan permodalan BRI yang memadai," kata Sunarso.

Bank BNI

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menganggarkan dana Rp 1,8 triliun untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham perseroan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dalam rangka menyikapi kondisi pasar yang sangat fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan informasi yang dirilis perusahaan, buyback ini dilakukan paling sedikit 7,5% saham dan sebanyak-banyaknya 20% dari total saham beredar di publik.

Periode pelaksanaan buyback ini akan mulai dilakukan pada Senin (16/3/2020) hingga 15 Juni 2020 mendatang.

Adapun pelaksanaan buyback akan berdampak pada penurunan aset dan ekuitas perusahaan senilai jumlah pembelian saham ini. Dampak positifnya akan meningkatkan nilai earning per share (EPS) perusahaan dari sebelumnya Rp 825/saham menjadi Rp 837/saham.

"Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh Perseroan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku," kata manajemen dalam keterbukaan informasi tersebut.

Bukit Asam

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan Rp 300 miliar untuk melaksanakan pembelian kembali (buyback) sahamnya. Buyback dilakukan karena harga saham perseroan yang mengalami penurunan tajam.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), buyback sudah di mulai 17 Maret 2020 hingga 16 Juni 2020. "Pembelian Kembali Saham Perseroan akan dilakukan di harga yang dianggap baik dan wajar oleh Perseroan," tulis manajemen PTBA dalam keterbukaan tersebut. Perseroan menunjuk PT Danareksa Sekuritas untuk melakukan buyback tersebut.

Jasa Marga

PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menjadi BUMN pertama melakukan pembelian kembali (buyback) saham perusahaan di pasar sekunder dengan mengalokasikan dana hingga Rp 500 miliar. Perseroan menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai broker saham untuk melakukan buyback ini.

Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor.

"Buyback akan dilakukan secara bertahap dalam waktu 3 bulan sejak tanggal keterbukaan informasi ini yakni tertanggal 12 Maret 2020. Adapun periode pembelian kembali saham perusahaan antara 13 Maret sampai 12 Juni 2020," kata Desi, dalam keterbukaan tersebut, dikutip Kamis (12/3/2020).

Telkom

Meski disebut oleh Erick Thohir, Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) belum berencana untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham seperti yang dilakukan beberapa emiten BUMN lain. Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan perseroan masih mengamati kondisi pasar sambil mengkaji kemungkinan memilih opsi pembelian kembali saham.




tag: #corona  #bumn  #bursa-efek-indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Zoom Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...