Cimanggis (TEROPONGSENAYAN) - Menteri Perindustrian Saleh Husin menyayangkan dengan tingginya angka impor bahan baku obat di Indonesia yang mencapai 90 persen. Menurutnya, tingginya impor ini merupakan tantangan bagi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan yang cukup besar tersebut.
"Pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar dunia usaha tetap bergairah," ujar di Cimanggis, Jawa Barat, Rabu (27/5/2015).
Saleh menambahkan, terciptanya iklim kondusif dari sektor hulu ke hilir, serta Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) juga diharapkan mampu menyedot investasi dari dalam maupun luar negeri di bidang farmasi.
"Sehingga, Industri Farmasi di Indonesia memiliki daya saing yang tinggi dan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa pada 2014, nilai ekspor produk farmasi nasional mencapai 532 juta dollar AS atau tumbuh 16,98 persen dibanding 2013 yang nilainya 455 juta dollar AS.
Meskipun demikian, produk farmasi di Indonesia masih dikuasai produk impor, yang ditunjukkan dengan melajunya nilai impor pada 2014 yakni sebesar 959 juta dollar AS.
Nilai impor tersebut naik 6,68 persen dibanding pada 2013 yang nilainya mencapai 899 juta dollar AS. (iy/ant)