Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Selasa, 05 Mei 2020 - 14:16:32 WIB
Bagikan Berita ini :

CORE Prediksi Penduduk miskin Akan Jauh Meningkat pada Triwulan II 2020

tscom_news_photo_1588662341.jpg
Potret kemiskinan di perkotaan (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia memprediksi jumlah penduduk miskin di Indonesia akan mengalami peningkatan pada triwulan II 2020. Prediksi itu disusun melalui tiga skenario angka kemiskinan dalam kategori berat, lebih berat, dan sangat berat.

Ekonom CORE Indonesia, Akhmad Akbar Susamto, mengatakanpotensi melonjaknya angka penduduk miskin tersebut diakibatkan dari melemahnya perekonomian serta penerapan pembatasan sosial di berbagai wilayah sebagai dampak pandemi korona atau COVID-19.

"COVID-19 tak hanya berpotensi menghilangkan lapangan kerja dalam jumlah besar tetapi juga meningkatkan kemiskinan secara masif," kata Akbar dalam keterangan tertulis, Selasa (5/5).

Ia mengungkapkan peningkatan jumlah penduduk miskin berpotensi terjadi karena banyak masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat kesejahteraan mendekati batas kemiskinan meski belum sampai di bawah garis kemiskinan.

Penduduk di bawah garis kemiskinan, sebut dia, memang cenderung menurun yaitu 25,1 juta jiwa atau 9,4 persen dari total penduduk Indonesia pada Maret 2019. Akan tetapi total penduduk rentan miskin dan hampir miskin mencapai 66,7 juta jiwa atau 25 persen dari total penduduk Indonesia.

"Masyarakat golongan rentan dan hampir miskin ini umumnya bekerja di sektor informal dan banyak yang sangat bergantung pada bantuan-bantuan pemerintah," katanya.


TEROPONG JUGA:

>Pemerintah Tak Boleh Lengah, CORE Prediksi Jutaan Manusia Akan Menganggur Akibat Wabah Korona

>Tak Hanya Ekonomi yang Akan Ambruk, Kemiskinan juga Akan Meningkat Akibat Wabah Corona


Akbar menerangkan jika bantuan sosial yang diberikan pemerintah tidak mencukupi atau datang terlambat maka golongan rentan dan hampir miskin akan semakin bertambah parah bahkan berpotensi jatuh ke bawah garis kemiskinan.

Adapun tiga skenario yang ia prediksi bakal terjadi, pertama adalah skenario berat, yakni penduduk miskin berpotensi bertambah 5,1 juta hingga 12,3 juta jiwa yaitu 3 juta orang di perkotaan dan 2,6 juta orang di pedesaan sehingga jumlahnya mencapai 30,8 juta orang atau 11,7 persen dari total penduduk Indonesia.

Skenario ini dihitung berdasarkan asumsi bahwa penyebaran COVID-19 akan meluas pada Mei 2020 namun tidak sampai memburuk sehingga kebijakan PSBB hanya diterapkan di wilayah tertentu di Jawa dan satu atau dua kota di luar Jawa.

Kedua, skenario lebih berat, yaitu penduduk miskin berpotensi bertambah 8,25 juta orang yakni 6 juta orang di perkotaan dan 2,8 juta orang di pedesaan sehingga jumlahnya mencapai 33,9 juta orang atau 12,8 persen dari total penduduk Indonesia. Skenario lebih berat dibangun berdasarkan asumsi bahwa penyebaran COVID-19 menjadi lebih luas sehingga kebijakan PSBB diterapkan di banyak wilayah di Jawa dan beberapa kota di luar Jawa.

Ketiga adalah skenario sangat berat, yakni penduduk miskin berpotensi meningkat sebanyak 12,2 juta orang yaitu 9,7 juta orang di perkotaan dan 3 juta orang di pedesaan sehingga jumlahnya mencapai 37,9 juta orang atau 14,35 persen dari total penduduk Indonesia

Skenario sangat berat ini dibuat berdasarkan asumsi bahwa penyebaran COVID-19 sudah tak terbendung dan kebijakan PSBB diberlakukan secara luas baik di Jawa maupun luar Jawa dengan standar yang sangat ketat. "Persebaran COVID-19 yang saat ini terpusat di wilayah perkotaan menyebabkan potensi peningkatan kemiskinan lebih besar terjadi di perkotaan," ujarnya.

tag: #core-indonesia  #orang-miskin  #covid-19  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement