JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Pasokan daging babi di dalam negeri Amerika Serikat (AS). Ini memaksa Presiden Donald Trump turun tangan. Ia meminta semua pabrik pengolahan daging tetap buka meski banyak karyawannya yang sakit dan mati karena serangan COVID-19.
Trump akan menggunakan Undang-undang Produksi Pertahanan 1950 untuk memaksa mereka tetap beroperasi.
Selain karena banyak perusahaan pengolahan daging yang tutup, keterbatasan pasokan daging juga disebabkan, banyak perusahaan AS lebih memilih mengekspor daging babi ke Cina, negara yang paling disorot Trump perihal penanganan COVID-19 di sana.
Telah terjadi pengiriman daging babi Amerika ke Cina lebih dari empat kali lipat selama periode yang sama, menurut data Departemen Pertanian AS. Cina terpaksa mengimpor daging babi dari AS lebih banyak karena banyak babi di Cina terkena flu babi. Cina berani membayar mahal daging tersebut, bahkan lebih mahal dari harga konsumen di AS.
“Kita tahu bahwa ekspor sangat penting. (Tapi) Saya pikir kita perlu fokus untuk memenuhi permintaan domestik pada saat ini, ”kata Mike Naig, sekretaris pertanian di negara bagian Iowa yang memproduksi daging babi terbaik di AS yang mendukung pesanan Trump.
Kelangkaan daging di negeri Paman Sama memang sudah dalam taraf memrihatinkan. Di sejumlah supermarket di AS jarang terlihat persediaan daging.
Prosesor termasuk Smithfield Foods, yang dimiliki oleh Cina, WH Group Ltd, JBS USA milik Brasil dan Tyson Foods Inc untuk sementara waktu menutup sekitar 20 pabrik daging AS.
Ini karena virus Corona, penyebab COVID-19 tersebut menginfeksi ribuan karyawan. Banyak karyawan yang memilih tinggal di rumah karena kawatir tertular Corona. Akibatnya, terjadi kekurangan pengepakan daging dan di tingkat pedagang grosir.