JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia sampai saat ini masih menempatkan elektabilitas mantan Calon Presiden 2014 dan 2019 Prabowo Subianto paling diminati oleh masyarakat Indonesia.
Meski begitu, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu terjun bebas dari survei Februari lalu yang berada di angka 22,2 persen dan menjadi 14,1 persen.
Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam mengatakan bila tidak bisa mengantisipasi tren tersebut bukan tidak mungkin elektabilitas Prabowo akan disusul kandidat lain.
Bahkan, Prabowo bisa saja terpental dari deretan sosok potensial yang memenangkan kontestasi pemilihan presiden 2024 mendatang.
"Jika Prabowo tidak bisa mengantisipasi tren tersebut, namanya berpotensi tenggelam dan terpental dari posisi nomor wahid dalam sejumlah survei elektabilitas Pilpres 2024," kata Umam melalui pesan singkatnya, Selasa (09/06/2020).
Umam menuturkan kalau penurunan yang signifikan kini menempatkan Prabowo berada pada kelas yang sama dengan beberapa Kepala Daerah seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo.
"Sebab, dengan penurunan sekitar 8 persen, elektabilitas Prabowo sebenarnya sudah berada di kelas yang sama dengan Ganjar dan Anies," tuturnya.
Direktur Paramadina Public Policy Institute tersebut memprediksikan kalau survei Indikator tersebut mengindikasikan bahwa Prabowo tidak mampu mengkapitalisasi posisinya sebagai Menteri Pertahanan secara optimal.
Menurutnya, dengan menjabat sebagai Menhan seharusnya Prabowo memiliki peluang untuk dapat meningkatkan elektabilitasnya.
Ditambah, saat ini pandemi virus corona baru (COVID-19) yang saat ini membuat masyarakat menyorot kinerja secara keseluruhan unsur pemerintah.
"Meski Prabowo punya "public office" tapi itu tidak jaminan elektabilitasnya terjaga. Karena "public office" yang ia tempati itu, tidak membuatnya bisa meng-exercise otoritas dan kewenangannya dalam kebijakan publik yang terkait dengan kehidupan masyarakat sehari-hari di tengah pandemik," ujarnya.
Doktor Lulusan Universitas of Queensland Australia ini menilai kalau perbedaan perolehan hasil survei Prabowo tidak jauh berbeda dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jakara Anies Baswedan, yang berada di atas 10 persen.
"Meskipun secara prosentase berbeda, tapi elektabilitas mereka tidak terpaut jauh mengingat margin of error dari survei ini berkisar +-2,9 persen. Artinya, dalam rentang naik turunnya margin of error +-2,9 persen tersebut, elektabilitas mereka tidak jauh berbeda" pungkasnya.