JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menargetkan pada 1 Juli nanti, Israel akan menguasai wilayah Palestina yang terletak di Lembah Jordan, Tepi Barat. Lokasi itu akan dibangun pemukiman baru Yahudi.
Namun sebelum direalisasikan, rencana Netanyahu harus mendapat persetujuan pemerintah Amerika Serikat (AS). Kini mereka sedang membahas rencana Israel: apakah mengijinkan atau menolaknya.
Dalam reuters.com (23/6/2020), duta besar AS untuk Israel, David Friedman tengah berada di Washington, ibukota AS. Di situ ia membahas masalah tersebut dengan para pejabat termasuk Sekretaris Negara Mike Pompeo, penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner dan utusan Timur Tengah Avi Berkowitz.
"Pada akhirnya, ketika tim mendekati pemikiran tentang aneksasi ini, hal utama yang melintas di kepala kita adalah, "Apakah ini sebenarnya membantu memajukan penyebab perdamaian?" Dan karena itu itulah yang akan membantu mendorong banyak diskusi," kata pejabat yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Sebelumnya, pada bulan Januari 2020, Netanyahu mengajukan proposal perdamaian Timur Tengah . Ia berharap Trump mengakui permukiman Yahudi - dibangun di atas tanah yang dicari oleh Palestina - sebagai bagian dari Israel.
Proposal itu akan menciptakan negara Palestina sebagai bagian dari rencana perdamaian yang lebih luas, tetapi memberlakukan persyaratan ketat padanya. Tapi para pemimpin Palestina telah menolak inisiatif sepenuhnya.
Sebagian besar negara memandang permukiman Israel di tanah yang diduduki sebagai ilegal, dan para pemimpin Palestina menyuarakan kemarahan atas prospek aneksasi.