Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Wednesday, 24 Jun 2020 - 16:30:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Bejibun Kendala Tes Ujian SBMPTN, DPR Minta Siapkan Opsi Bagi Peserta

tscom_news_photo_1592989399.jpg
Wakil Ketua Komisi X DPR fraksi PKS, Abdul Fikri Faqih (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih meminta pemerintah dan lembaga terkait mencari opsi lain untuk penyelenggara tes Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN). Jika tes ujian tersebut harus mendatangkan peserta SBMPTN dalam jumlah banyak, ia khawatir akan terjadi kerumunan massa sehingga berpotensi terjadi penyebaran virus baru.

"Ada kekhawatiran kerumunan massa di lokasi, belum dapat izin dari gugus tugas, hingga resiko tidak lolos sebelum ikut tes,” kata dia di Semarang, dikutip melalui keterangan tertulis, Rabu (24/6/2020).

Pendaftar UTBK-SBMPTN pada Ahad (21/6) lalu telah melampaui 700 ribu orang. Para pendaftar yang awalnya akan menjalani ujian pada bulan Juli, diundur ke bulan Agustus karena pertimbangan pandemi di samping pada akhir Juli masih harus dilakukan pelaksanaan ujian gelombang ke-2.

Pelaksanaan UTBK di tengah pandemi Covid-19 menyebabkan ujian peserta SBMPTN harus menyesuaikan protokol kesehatan. Belum lagi, kondisi pandemi belum menunjukkan tanda-tanda membaik, bahkan di kota-kota besar tempat pelaksanaan UTBK masih masuk kategori merah.

Fikri mengatakan panitia ujian perlu mengantisipasi kerumunan calon peserta ujian menjelang pelaksanaannya dan kemungkinan ditunda atau dibatalkan apabila gugus tugas Covid-19 setempat tidak mengeluarkan izin.

“Ada ribuan peserta dalam satu waktu yang terakumulasi di satu titik, karena hanya ada 74 lokasi PTN,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera ini mengutip keterangan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam dalam rapat kerja Bersama Komisi X DPR.

“24 lokasi belum mendapatkan izin gugus tugas Covid-19 daerah, apakah ada opsi pengunduran atau lainnya, harus diberikan penjelasan kepada peserta," tambahnya.

Kendala lain yang menjadi masalah adalah peserta berisiko akan gagal duluan sebelum ikut tes ujian dikarenakan ada pengetatan protokol kesehatan. Jika peserta terdeteksi suhu badannya di atas 37 derajat, maka sudah dapat dipastikan tidak akan boleh mengikuti ujian

“Padahal belum tentu dia tidak mampu untuk lolos, bagaimana opsinya untuk peserta yang ini? Harusnya tetap diberi kesempatan,” kata Fikri mengusulkan.

Fikri mengaku mendapatkan masukan dari beberapa perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah yang bertugas sebagai pelaksana UTBK. Salah satunya adalah usulan menjaring peserta lewat portofolio yang mirip dilakukan seperti tes SNMPTN. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan bahwa sangat sulit menghindari kerumunan peserta saat melakukan tes ujian SBMPTN.

“Apabila ada opsi tes lainnya, misal dengan portofolio sebagaimana parameter SNMPTN,” kata dia mengutip usulan dari Perguruan Tinggi itu.

Usulan lain adalah memperbanyak titik pelaksanaan UTBK, misalnya di 514 kabupaten/kota. Sehingga dengan total tempat yang banyak, maka akan mengecilkan jumlah peserta di setiap titik.

Kampus lain, seperti Universitas Indonesia akan menggelar tes seleksi masuk mandiri via daring. Opsi seperti ini diyakini lebih aman meski masih terkendala dengan waktu.

“Idealnya memang UTBK dilakukan secara daring dalam kondisi pandemi, tetapi apakah memungkinkan persiapannya dengan waktu yang mepet, kecuali diundur lagi,” kata legislator dari daerah pemilihan Jawa Tengah IX.

Ada lagi yang menawarkan opsi tradisional, yakni Universitas Padjajaran yang sudah mengantisipasi apabila UTBK tidak menjaring banyak peserta lolos, maka untuk mengisi kuota mahasiswa, akan dimaksimalkan dalam seleksi mandiri. “Seleksi mandiri di tiap kampus memang menjadi opsi bagi calon mahasiswa selain UTBK, tapi berarti biaya lagi,” ujar Fikri.

Atas sejumlah kendala itu, Fikri meminta kepada Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) agar peserta UTBK yang gagal ikut tes karena hal-hal teknis tersebut dan bukan karena gagal setelah ujian, mendapatkan pengembalian biaya. “Dikembalikan 100 persen atau difasilitasi ikut ujian seleksi mandiri di PTN secara gratis," kata Fikri.

Untuk diketahui, menurut rilis yang dikeluarkan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), hingga batas akhir pendaftaran, telah terdaftar 702.927 peserta UTBK-SMBPTN yang akan mengikuti pelaksanaan tes pada 5-12 juli mendatang di 74 lokasi PTN.

tag: #pendidikan  #komisi-x  #abdul-fikri-faqih  #sbmptn  #kuliah  #perguruan-tinggi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Audiensi Masyarakat Tangerang, Yorrys Berjanji Bantu Penyelesaian PIK 2

Oleh Sahlan Ake
pada hari Senin, 25 Nov 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Wakil Ketua DPD RI Yorrys Raweyai menerima perwakilan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) hari ini. Dalam audiensi itu, Apdesi menyampaikan aspirasi ...
Berita

Puan: Guru Pahlawan Penjaga Nyala Pelita Masa Depan Bangsa

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani berharap peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024 menjadi momen peningkatan kualitas pendidikan di Tanah Air. Ia mengatakan guru merupakan garda ...