Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Rabu, 12 Agu 2020 - 12:36:38 WIB
Bagikan Berita ini :

Nadiem: Meski Sekolah Sudah Dibuka, Pembelajaran Jarak Jauh Tetap Berlaku

tscom_news_photo_1597210519.jpeg
Ilustrasi anak belajar di musim pandemi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih tetap dilaksanakan di masa pandemi meski sebagian sekolah sudah dibuka. Pasalnya, kata dia, izin pembukaan PJJ di zona hijau dan kuning hanya dibatasi setengah dari kapasitas sekolah.

"Nukan berarti PJJ tidak terjadi di sekolah yang sudah tatap muka, karena maksimum kapasitasnya hanya 50 persen," kata Nadiem dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 12 Agustus 2020.

Pemerintah mengizinkan sekolah untuk zona kuning dan hijau agar menerapkan pembelajaran tatap muka. Izin tersebut berlaku jika sudah mengantongi syarat persetujuan dari pemerintah daerah, kepala sekolah, komite sekolah, dan orang tua peserta didik. Jika orang tua tidak setuju, maka peserta didik tetap belajar dari rumah dan tidak dapat dipaksa.

Nadiem mengatakan, pembelajaran tatap muka akan dilakukan secara bertahap dengan syarat 30 persen hingga 50 persen dari standar peserta didik per kelas. Awalnya, standar yang diberlakukan sebanyak 28 hingga 36 peserta didik per kelas, lalu dibatasi lagi menjadi 18 peserta didik untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK.

Nadiem Makarim


Kemudian untuk sekolah luar biasa yang awalnya lima hingga delapan peserta didik per kelas, menjadi hanya lima peserta didik per kelas. Selanjutnya, untuk jenjang PAUD standar awal 15 peserta didik per kelas menjadi lima peserta didik per kelas.

Sistem belajar juga dilakukan secara bergiliran. Untuk jumlah hari dan jam belajar akan dikurangi berdasarkan rombongan belajar yang ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan.

Jika sekolah di zona kuning dan hijau kembali dibuka, Nadiem menegaskan sekolah harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Jarak antarpeserta didik 1,5 meter, tidak ada aktivitas kantin, tempat bermain, maupun olahraga. "Aktivitas anaknya hanya masuk ke sekolah dan setelah itu pulang kembali ke rumah," katanya.

Ia mengimbuhkan sebanyak 43 persen peserta didik berada di zona hijau dan kuning, dan 57 persen peserta didik berada di zona oranye dan merah.

Nadiem mengatakan Indonesia merupakan negara kedua terakhir di Asia Tenggara yang membuka sekolahnya. Pembukaan sekolah, meski hanya berlangsung satu kali dalam seminggu memiliki dampak signifikan dalam perkembangan belajar anak.

"Di zona hijau pun, baru 15 hingga 20 persen sekolah yang membuka sekolah, karena harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat," ungkapnya.

tag: #nadiem-makarim  #sekolah  #pendidikan  #covid-19  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement