Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Rabu, 12 Agu 2020 - 18:39:13 WIB
Bagikan Berita ini :

Melecut Kembali Ekonomi Pariwisata Melalui Gerakan BISA 

tscom_news_photo_1597232323.jpg
Gerakan BISA di desa wisata Lembah Rembulan, Kabupaten Tegal, Rabu, (12/8) (Sumber foto : Dok. Fikri Faqih)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Wakil Ketua Komisi Pariwisata (Komisi X) DPR, Abdul Fikri Faqih, optimis Gerakan Bersih Indah Sehat Aman (BISA) yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mampu memulihkan ekonomi pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19.

“Badai pandemi telah memukul sektor ekonomi andalan devisa negara ini, sedikit upaya dalam BISA semoga menjadi obat bagi masyarakat pelaku di lokasi wisata,” katanya saat membuka kegiatan BISA di depan ratusan peserta di desa wisata Lembah Rembulan, Kabupaten Tegal, Rabu, (12/8). Kegiatan ini digelar selama dua hari semenjak kemarin (11/8).

Wabah global asal Wuhan ini berdampak luas bagi industri pariwisata di seluruh dunia karena anjloknya permintaan dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Indonesia, sebagai salah satu negara pilihan tujuan wisata juga tidak luput terkena imbasnya. Akibat wabah ini, pendapatan negara dari pariwisata juga terjun bebas.

Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS), bulan Mei tercatat perjalanan wisata turun hampir 100 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara, Bank Indonesia mengeluarkan data bahwa penurunan wistawan berdampak pada devisa yang turun hingga 97 persen. Dalam angka riil, pendapatan sektor pariwisata turun dalam jumlah yang luar biasa, dari 1.119 juta dolar AS hanya ke 31 juta dolar AS.

Amblasnya bisnis pariwisata tersebut turut menambah beban ekonomi negara hingga sejumlah kalangan menilai Indonesia mendekati jurang resesi. Namun, Fikri berkeyakinan bahwa Indonesia sendiri sepenuhnya sudah masuk ke dalam kurang resesi.

“Banyak pihak sudah bilang kita masuk resesi, minus pertumbuhan sudah 5,2%," kata Fikri.

Namun, sejumlah pelaku wisata di daerah tak mau berpangku tangan melihat kondisi ekonomi yang makin terpuruk. Fikri mengatakan munculnya gerakan BISA menjadi solusi dari pemerintah untuk menggebrak lagi ekonomi yang sedang lesu.

“BISA ini merupakan rintisan bagi pelaku sektor wisata di daerah untuk bangkit, bagaimana menyiapkan lokasi wisata sesuai adaptasi kebiasaan baru (new normal) agar senantiasa mematuhi protokol Kesehatan,” ujar Fikri.

Gerakan ini diharapkan mampu berperan aktif selama pandemi masih berkecamuk. Sebab, pariwisata merupakan penyambung nafkah bagi mayoritas masyarakat terutama di daerah sekitar lokasi wisata.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini juga mengingatkan pentingnya mengangkat isu lingkungan dalam BISA untuk memperbaiki citra destinasi wisata Indonesia yang saat ini ratingnya rendah.

“Wisata kita dicitrakan dunia tidak peduli lingkungan, kotor banyak sampah, contohnya ada dokumenter tentang sampah di puncak Rinjani dan pantai Kuta Bali, mungkin ini jadi penyebab target kita untuk menghadirkan 20 juta turis gagal tercapai,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Kementerian Parekraf RI, Hasan Abud menilai ekonomi di destinasi wisata tidak mungkin berhenti stagnan terus menerus akibat kendala pandemi. Ia mengatakan, tempat wisata di sebagian daerah secara bertahap sudah dibuka.

"Ada yang 50 hingga 75 persen agar tetap berjalan, pada dasarnya BISA untuk meningkatkan value destinasi wisata di masa pandemi ini agar turis tetap nyaman dan merasa aman berkunjung,” jelasnya.

Tersebab musim pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir, Hasan mengatakan kegiatan usaha harus tetap jalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Menyikapinya harus dengan protokol Kesehatan, pakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun, serta tetap higienis,” katanya.

Hasan mengapresiasi Fikri yang telah memperkenalkan desa Lembah Rembulan sebagai alternatif wisata baru di daerah Guci, Kabupaten Tegal. “Namanya indah sesuai lokasinya, agar masyarakat tidak hanya kenal Guci jika ke Tegal, tapi juga Lembah Rembulan,” ungkapnya.

Sementara itu, Pelaksana Teknis Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Tegal, Suharinto mengakui semua destinasi wisata di wilayahnya, baik yang dikelola dinas kabupaten maupun desa wisata telah ditutup selama 4 bulan terakhir.

Untuk itu, ia program BISA mampu menumbuhkan Kembali geliat wisata di kabupaten tegal, khususnya oleh pelaku di desa wisata.

“Kami berterimakasih atas bantuan alat-alat kebersihan yang disalurkan oleh Pak Fikri dan Kemenparekraf ke desa Lembah Rembulan, budaya bersih adalah faktor utama daya Tarik wisatawan ke lokasi wisata,” kata dia.

tag: #pariwisata  #tegal  #abdul-fikri-faqih  #komisi-x  #kementerian-pariwisata  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement