JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wacana islah di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kian berhembus kencang. Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Surabaya, Muhammad Romahurmuziy (Rommy) mengajukan syarat kepada Ketua DPP PPP hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz dalamm surat terbuka jika mau melakukan islah.
"Islah sudah kami tawarkan terbuka pada jabatan apapun selain ketua umum dan sekjen. Tidak lagi dibutuhkan mediator, karena yang diperlukan adalah kesungguhan memelihara warisan ulama," kata Rommy dalam suratnya, Rabu (3/06/2015).
Seperti apa bunyi surat terbuka itu? Ini dia petikannya :
Surat terbuka kpd saudaraku Djan Faridz
Pertama, saya mengajak saudaraku Djan Faridz (DF) dkk untuk bersedia ishlah. Ishlah adalah Tuntunan dan Ajaran Islam serta dorongan kader. Ajakan ini tulus tak berpamrih, lurus berdasar aturan, dan teguh krn didasarkan 3 kebutuhan:
1. Kebutuhan psikis kader PPP di bawah. Saya berkeliling ke 30 provinsi mendengar langsung tangisan mereka agar PPP ishlah.
2. Kebutuhan kepastian rekrutmen pilkada. Meski mereka mendaftar melalui DPW-DPD yang sah, namun secara kebatinan lebih nyaman jika tak ada persoalan.
3. Kebutuhan andil PPP dalam menciptakan situasi politik nasional yang kondusif.
Ishlah sudah kami tawarkan terbuka pada jabatan apapun selain ketua umum dan sekjen. Tidak lagi dibutuhkan mediator, karena yang diperlukan adalah kesungguhan memelihara warisan ulama. Mengapa di luar 2 posisi tersebut? Karena ART di seluruh muktamar PPP, termasuk Muktamar VII PPP di Bandung 2011 memastikan persyaratan Ketum dan Sekjen. Di Pasal 5 huruf a tegas menyatakan diperlukannya persyaratan APDL (akhlak mulia, prestasi, dedikasi, dan loyalitas) dan Pasal 5 huruf d menyatakan "pernah menjadi Pengurus DPP PPP sekurang-kurangnya satu masa bakti".
Kedua hal tersebut nyata-nyata tidak bisa Bapak penuhi. Janganlah paksakan diri untuk menduduki jabatan yang bukan haknya. Kasihanilah konstituen partai dan ulama kita. Jangan korbankan masa depan partai ini karena menuruti ambisi pribadi.
Selanjutnya saya mengetuk hati Bapak untuk jujur membaca 4 kenyataan:
1. Nyata-nyata apa yang disebut Muktamar di Jakarta tidak memenuhi syarat AD/ART. Jangankan setengah, seperempat pun peserta yang sah tidak sampai hadir di arena tersebut. Jika diperlukan, peserta sah yang tidak hadir di Jakarta bersedia dihadirkan untuk menegaskan sendiri ketidakhadirannya.
2. Nyata-nyata Musyawarah Wilayah PPP dari kepengurusan yang sah telah berlangsung dan saya hadiri di 30 provinsi sepanjang Maret-Mei, menunjukkan legitimasi de facto peserta Muktamar dan de jure negara, kepada Muktamar Surabaya, sejalan dengan dukungan de facto daerah di lapangan.
3. Nyata-nyata seluruh penjaringan pilkada berlangsung melalui DPW dan DPD PPP yang tetap tunduk dan mengakui hasil Muktamar Surabaya.
4. Nyata2 Putusan PN Jakpus 19 Mei menolak gugatan Majid Kamil, loyalis Bapak, untuk membatalkan Muktamar Surabaya. Apalagi jelas dalam pertimbangan hukumnya, hakim menyatakan Mahkamah Partai tak berwenang mengadili Muktamar sebagai forum kedaulatan anggota. Lantas untuk apa teriak mengulang2 Putusan PTUN 25 Feb '15 yg di Putusan Banding bisa saja berubah.
Karenanya, jangan lagi perpanjang hal yang Bapak bisa akhiri. Apalagi Bapak sama sekali bukan "para pihak" dalam PN Jakpus maupun PTUN. Ishlah jangan sekedar dengan kata-kata tapi dengan hati nurani. Ishlah itu damai, maka dinginkanlah, jangan perpanas situasi. Ishlah itu memperbaiki, maka jangan memperkeruh apalagi merusak. Apa yg dimulai SDA, akhirilah, karena bapak berbeda dengan SDA, apalagi Bapak belum lama bergabung dengan PPP.
Bapak akan dikenang sebagai pihak yang berjiwa besar. Apalagi, jika betul diutarakan kepada para senior, niat Bapak adalah mengabdi dan mewakafkan diri, tentulah jauh dari ambisi pribadi. Saya menunggu, karena tawaran terbuka ini sudah lama saya utarakan.
Mohon maaf jika tak berkenan dan mari kita sama renungkan ayat Qur'an berikut:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ }الحجرات
"Sesungguhnya mukmin itu bersaudara, damaikanlah diantara mereka" (QS Al-Hujuraat: 10)
Dan sabda Nabi SAW:
يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
"Permudahlah dan jangan persulit, buatlah mereka gembira dan jangan buat mereka lari." (HR Bukhari-Muslim)
Hanya kpd Allah lah saya berserah diri
Salam konstitusi
M.Romahurmuziy (Rommy)