JAKARTA (TEEOPONGSENAYAN)- Alfin Andrian, pelaku penusukan Syekh Ali Jaber mengaku pernah berhalusinasi didatangi Syekh Ali Jaber setahun lalu. Sejak itu, pelaku memantau Syekh Ali Jaber melalui dakwah di media sosial. Begitu menurut penjelasan polisi atas pengakuan pelaku.
Polres Kota Bandar Lampung masih mendalami kasus penusukan kepada Syekh Ali Jaber. Hasil penyelidikan awal, pelaku Alfin Adrian mengaku melakukan penyerangan secara spontan, tanpa rencana matang. “Kalau dari hasil pemeriksaan dia spontan,” kata Kasat Reskrim Polres Kota Bandar Lampung Kompol Rezky Maulana Senin (14/9/2020).
Pelaku mengaku sempat berhalusinasi didatangi oleh Syekh Ali Jaber setahun lalu. Sejak saat itu, pelaku sudah mulai memantau Syekh Ali Jaber melalui dakwah-dakwahnya yang diunggah di media sosial.
Akhirnya pelaku mendengar kabar Syekh Ali Jaber mengisi ceramah di dekat tempat tinggalnya. Pelaku pun langsung bergegas mengambil senjata tajam dan langsung menyerang.
Pemeriksaan RSJ
Pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lampung telah memeriksa arsip rekam medis Alfin Andrian, pelaku penusukan Syekh Ali Jaber setelah kepolisian menyebut yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa. Hasilnya, pihak RSJ Lampung belum menemukan pasien atas nama Alfin Andrian terdata di arsip.
Kabag Humas RSJ Lampung David mengatakan, pihaknya sudah memeriksa arsip rekam medis hingga empat tahun terakhir. Namun tidak ada nama Alfin. “Kami sudah memeriksa arsip rekam medis hingga mundur empat tahun. Nama yang bersangkutan tidak terdata,” kata David mewakili Direktur RSJ Lampung dr. Ansyori, M.M., kepada radarlampung.co.id, Senin (14/9).
Menurut dia, informasi dari kepolisian, Alfin pernah berobat ke RSJ. Ia tidak menjalani rawat inap. “Informasi dari polisi, ia pernah ke UGD. Tidak rawat inap. Karena itu kami minta pihak keluarga datang untuk menjelaskan kapan yang bersangkutan pernah berobat. Bisa jadi namanya tidak terdata karena menggunakan nama panggilan,” tandasnya.